Kapal Selam Nanggala

Kapal Selam Mini Ini Bisa Menempel ke KRI Nanggala 402 dan Lakukan Evakuasi

Salah-satu keistimewaan kapal penyelamat MV Swift Rescue yang diluncurkan pada 2008 ini adalah dilengkapinya dengan kapal selam mini DSAR 6.

Editor: Sunarko
ng eng hen/facebook
Kapal penyelamat milik Angkatan Laut Singapura, MV Swift Rescue, saat hendak berangkat menuju ke Indonesia untuk terlibat dalam operasi pencarian KRI Nanggala 402, Rabu 21 April 2021 lalu. Kapal penyelamat ini dilengkap kapal selam mini DSAR 6 yang mampu menempel ke kapal selam yang kecelakaan untuk melakukan operasi penyelamatan. 

DSAR 6 bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter di bawah permukaan laut dan berjalan dengan kecepatan hingga 3 Knot.

Dalam satu waktu operasi, DSAR 6 bisa melakukan perjalanan hingga 15 jam.

* Proses Penyelamatan

1) Karena mampu terkoneksi ke kapal selam yang diselamatkan, bisa diilustrasikan bahwa DSAR 6 akan menempel di kapal selam yang kecelakaan. Yakni di bagian lubang kapal selam yang ditolong, yang jadi akses keluar-masuk para awak kapal selam.

2) Apabila lubang itu dibuka, maka proses selanjutnya orang-orang di dalam kapal selam yang kecelakaan bisa dibawa/dievakuasi ke DSAR 6,  untuk selanjutnya dibawa ke kapal “induknya” yakni MV Swift Rescue.

3) Dalam wawancara dengan Kompas TV pada Sabtu sore 24 April 2021, mantan Kepala Badan Intelijen Strategi (BAIS) TNI, Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto mengatakan bahwa kapal selam mini akan sulit melakukan pertolongan jika lubang kapal selam yang ditempelinya tidak dibuka dari dalam.

Artinya, pembukaan lubang itu dilakukan oleh awak kapal selam yang mengalami kecelakaan, bukan dari luar. Sebab, kata Soleman B, Ponto, lubang akses itu dikunci dari dalam, sehingga hanya bisa dibuka dari dalam pula.

Pertama Di Asia Tenggara

Kapal penyelamat MV Swift Rescue merupakan kapal penyelamat pertama di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan kemampuan untuk penyelamatan dan evakuasi kapal selam, yakni DSAR 6 tersebut.   

MV Swift Rescue juga dilengkapi landasan helikopter atau helipad untuk evakuasi darurat, serta medical centre (pusat medis).

Ukuran kapal itu 85 meter kali 18 meter dengan bobot 4.300 ton.

Ia mampu melakukan operasi selama 28 hari dalam satu kali jalan. MV Swift Rescue telah mengikuti berbagai kegiatan operasi penyelamatan, termasuk dalam latihan tempur multilateral yang diikuti oleh militer Singapura.

Dalam sebuah postingan di Facebook pada hari Kamis 22 April 2021 lalu, Menteri Pertahanan Ng Eng Hen mengatakan kapal itu dikirim ke Indonesia setelah kepala staf angkatan laut Singapura menerima permintaan bantuan dari mitranya dari Indonesia.

Ng Eng Hen menambahkan, tim medis juga ditambahkan ke rombongan kru reguler MV Swift Rescue untuk perawatan hiperbarik jika diperlukan.(*)

Terkait Kapal Selam

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved