Berita Denpasar

39 Kebakaran Terjadi di Denpasar Sejak Januari 2021, Ini Penyebab Utama Menurut Analisis BPBD

Dalam kurun beberapa waktu terakhir bencana kebakaran marak terjadi di Kota Denpasar, Bali. Sejak awal bulan Januari 2021 hingga awal Mei 2021 saja

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Ilustrasi - Kebakaran gudang rongsokan di Jalan Antasari, Kota Denpasar, Bali, pada Sabtu 6 Februari 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam kurun beberapa waktu terakhir bencana kebakaran marak terjadi di Kota Denpasar, Bali.

Sejak awal bulan Januari 2021 hingga awal Mei 2021 saja tercatat ada 39 kasus kebakaran.

Hasil analisis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denpasar penyebab kebakaran didominasi oleh faktor human error.

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris BPBD Denpasar, Ardy Ganggas kepada Tribun Bali, Sabtu 8 Mei 2021. 

"Kasus kebakaran di Denpasar faktor human error masih menduduki posisi paling atas," kata Ardy.

Baca juga: Sebuah Gudang Bengkel Sepeda Motor di Denpasar Alami Kebakaran

Ia menjelaskan, bahwa penyebab kebakaran banyak disebabkan oleh penggunaan steker listrik tidak ber-SNI dan kealpaan dalam memasak.

"Kebakaran didominasi steker listrik dan kealpaan dalam memasak. Steker listrik harus ada kualifikasi SNI. Human Error yang dimaksud adalah penggunaan alat dimana konsumen abaikan persyaratan SNI," jelas Ardy

"Hal itu memudahkan terjadi panas akibat penumpukan steker yanh ujungnya korselt atau arus pendek yang menimbulkan api penyebab kebakaran," bebernya. 

Sehingga masyarakat diimbau dan jeli dalam memilih menggunakan peralatan listrik yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) di pasaran untuk melindungi konsumen.

Baca juga: Kebakaran Sampah di TPS Desa Culik Bali, Warga Tergganggu karena Asap & Debu Berhembus ke Permukiman

Sedangkan untuk faktor penyalaan dari proses kimia berada di posisi rendah penyebab kebakaran.

"Penyalaan sendiri yakni segi rumusan Segi Tiga Api yakni bahan, panas, oksigen, pasti timbul penyalaan. Itu sering terjadi di TPA atau gudang-gudang yang abaikan kebersihan," ujarnya.

Dari total 39 kasus kebakaran, Ardy menyampaikan bahwa total kerugian yang ditaksir dari keseluruhan kasus mencapai Rp6,3 Miliar. 

"Dari 39 kasus kebakaran, 1 orang mengalami luka ringan dan kerugian mencapai Rp6,3 Miliar," sebutnya. 

Lebih lanjut, Ardy menyampaikan definisi Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya.

Baca juga: Kebakaran di Batukandik Nusa Penida, Uang Cash Rp20 Juta dan 82 Sertifikat Tanah Ludes Terbakar

"Ada yang namanya segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar," ungkapnya.

Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, kata dia, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). 

Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron.

Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.

Dalam Hari Kesiapsiagaan Nasional diperingati setiap tanggal 26 April, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar membuat video animasi yang memuat konten edukatif bagi masyarakat supaya lebih tanggap terhadap bencana kebakaran.

Dalam video berdurasi 3 menit 29 Detik tersebut menggambarkan berbagai langkah dan upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat ketika menghadapi bencana alam, salah satunya kebakaran yang rawan terjadi di Kota Denpasar, Bali.

Ardy Ganggas menjelaskan, tiga aspek utama yang ditekankan BPBD dalam video tersebut adalah aspek pra bencana, saat bencana dan pasca bencana

Video simulasi dibuat dengan menarik dan mendidik bagi semua kalangan.

Video tersebut menggambarkan detik-detik kejadian kebakaran yang disebabkan oleh api lilin yang menyambar interior dan bangunan rumah saat listrik padam.

Langkah utama yang dilakukan saat kebakaran yakni dengan melindungi pernapasan dengan mencari kain untuk menutup hidung dengan menggunakan kain basah.

Selanjutnya, sesegera mungkin melapor ke pemadam kebakaran setempat atau mencari pertolongan dari warga sekitar.

BPBD Denpasar juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar untuk sosialisasi kepada pelajar sekolah secara online.

"Sangat direspon baik, ini juga dalam rangka pembelajaran dan kaderisasi," ujarnya 

Ardy berpesan agar ketika terjadi bencana langkah yang harus dilakukan adalah jangan panik dan menjauhi lokasi bencana serta ikuti instruksi tim evakuasi

"Untuk Hotline pusdalops BPBD Denpasar 0361 223333 atau 112," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Denpasar Ida Bagus Joni Ariwibawa mengimbau masyarakat untuk memperhatikan sejumlah hal berikut ini untuk meminimalisir potensi terjadinya kebakaran, terlebih memasuki musim kemarau.

"Pertama-tama saat ini sudah memasuki musim kemarau, jangan membakar sampah sembarangan. Kedua, ketika menyalakan kompor/memasak, jangan ditinggal dan harus terus diawasi," kata Joni.

"Kenudian ketiga, pemasangan stop kontak dan jaringan listrik agar dilakukan oleh ahlinya. Di samping itu setiap rumah hendaknya selalu siap sedia APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk berjaga-jaga ketika ada kebakaran," sambungnya.

Ardy Ganggas menambahkan, bahwa dari pihak BPBD upaya yang dilakukan untuk antisipasi adalah melakukan simulasi penanganan bencana kebakaran melalui pelatihan secara berkala.

"Simulasi atau pelatihan orientasi kepada ibu-ibu dan anak-anak karena sering berada di rumah," tutur dia.

Dengan pelatihan penanganan bencana kebakaran maka dapat paham bagaimana meminimalisir bencana kebakaran. (*)

Berita lainnya di Kebakaran di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved