Berita Denpasar

Pedagang Pasar Senggol Kumbasari Denpasar Seperti Berada di Dalam Goa, Omzet Anjlok hingga 90 Persen

Pedagang Pasar Senggol Kumbasari Denpasar Seperti Berada di Dalam Goa, Omzet Anjlok hingga 90 Persen

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Noviana Windri
Ilustrasi - Suasana Pasar Kumbasari. Pedagang Pasar Senggol Kumbasari Denpasar Seperti Berada di Dalam Goa, Omzet Anjlok hingga 90 Persen 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi pedagang pasar senggol di Pasar Kumbasari, Denpasar.

Tahun 2009, omzet penjualan mereka mulai menurun dikarenakan adanya pembuatan basement di Pasar Kumbasari.

Adanya basement tersebut membuat pedagang pasar senggol seperti berada dalam gua karena tak terlihat dari jalan utama yakni Jalan Gajah Mada.

Selanjutnya mereka juga kalah bersaing dengan kemajuan teknologi dengan hadirnya pedagang-pedagang yang berjualan secara online.

Tak cukup di sana saja, omzet mereka harus kembali terjun bebas setelah adanya pandemic Covid-19.

Salah seorang pedagang pasar senggol di sana, Nengah Pariadi yang diwawancarai Minggu, 16 Mei 2021 mengatakan bahkan omzetnya menurun hingga 90 persen.

Jumlah pedagang di pasar senggol pun terus berkurang.

“Awalnya ada 89 orang pedagang, sekarang sisa sedikit. Saya pun kadang-kadang tidak jualan karena sepi,” kata penjual pakaian jadi ini.

Baca juga: Pingsan di Denpasar Setelah Jalan Kaki dari Padangbai, Ternyata Imam Sempat Melamar Jadi Marinir

Ia menambahkan, penjualan semakin sepi ketika 20-an pedagang di Pasar Kumbasari dinyatakan positif Covid-19 pada tahun 2020 lalu.

“Sejak itu malah semakin anjlok omzet penjualan kami. Apalagi sekarang juga ada pedagang bermobil di sana, yang semakin memperparah keadaan,” katanya.

Dalam sehari dirinya buka mulai pukul 12.00 hingga pukul 00.00 Wita, kadang ia hanya dapat berjualan Rp 20 ribu sementara dirinya harus membayar biaya operasional.

“Ini tidak hanya terjadi pada pedagang senggol, pedagang pagi pun juga kena imbas. Tempat jualan kami persis seperti goa dan tidak terlihat dari jalan raya,” katanya.

Ia pun menambahkan, penataan pedagang kini pun semakin semrawut apalagi dengan adanya alih fungsi tempat parkir menjadi tempat berdagang.

Dengan kondisi ini, ia berharap pemerintah memberikan solusi sehingga omzet mereka tidak terus terpuruk.

Terkait hal tersebut, dikonfirmasi Dirut Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar, IB Kompyang Wiranata mengatakan pihaknya juga telah menerima keluhan langsung dari pedagang pasar senggol.

Baca juga: Perkara Korupsi Pungutan Uang Parkir, Mantan Kepala Pasar Kumbasari Bali Mohon Keringanan Hukuman

“Kami memang sudah menerima keluhan dari pedagang. Omzet mereka memang menurun dan jumlah pedagang pun semakin menurun,” katanya.

Ia menambahkan dengan penurunan jumlah pedagang otomatis pihaknya juga kehilangan pendapatan.

Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah melakukan kajian untuk mencarikan pedagang pasar senggol ini tempat strategis.

Agar pedagang ini bisa meraih omzet normal kembali.

“Nanti rencananya kami akan pindahkan mereka bersamaan dengan renovasi tampak depan Pasar Kumbasari,” katanya.

Menurut rencana, renovasi akan dilaksanakan pada bulan Juni 2021 dan pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas PUPR.

“Kami sedang melakukan kajian dimana sebaiknya lokasi yang bagus untuk pedagang pasar senggol itu. Sementara di tempat itu akan kami siapkan untuk pedagang ikan agar jadi satu tempat,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved