Berita Bali
Seorang Pemuda Meninggal Setelah Disuntik Vaksin AstraZeneca, Dewan Bali Minta Vaksinasi Jalan Terus
Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengaku bahwa penghentian tersebut merupakan hal dilematis bagi Bali.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Seorang pria di DKI Jakarta dikabarkan meninggal dunia setelah disuntik vaksin AstraZeneca.
Oleh sebab itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan surat untuk meminta penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin tersebut selama masa proses investigasi dan pengujian.
Terkait hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengaku bahwa penghentian tersebut merupakan hal dilematis bagi Bali.
Pasalnya, menurut Budiarta, Bali sangat membutuhkan vaksinasi tersebut sebagai bagian dari upaya melawan pandemi Covid-19.
Baca juga: Masuki Gertak Tahap II, Pemkab Targetkan Vaksinasi Bagi 17 Ribu Warga Kota Bangli
Tetapi, disisi lain adanya kabar seseorang yang meninggal akibat divaksin justru membuat pihaknya khawatir terkait penggunaan Astrazeneca di Bali.
“Itu dah yang namanya sebuah proses yang dilematis, di satu sisi kita butuh, di satu pihak ada dalam proses vaksinasi itu yang agak berdampak itu,” paparnya saat dikonfirmasi, Minggu 16 Mei 2021.
Saat disinggung apakah dengan adanya kasus ini membuat pihaknya merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menghentikan penggunaan Astrazeneca tersebut, Gung Budiarta sapaan akrabnya menjawab secara diplomatis.
Ia mengaku bahwa jika Bali menghentikan proses vaksinasi membuat Bali merugi.
Pasalnya, di Bali menurutnya tidak ada Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) usai proses vaksinasi tersebut.
“Jadi kalau kita suruh menghentikan melalui Dinas Kesehatan ya jelas kita yang rugi, sedangkan di satu sisi Bali kan tidak ada persoalan apa, tidak ada yang berlebihan,” kata Politikus PDIP ini.
Sehingga, menurut dia, belum perlu dilakukan penghentian vaksinasi di Bali.
Mengingat, lanjut Gung Budiarta masyarakat Bali saat ini benar-benar membutuhkan vaksinasi.
“Sehingga menurut saya, kalau memang tidak ada, biarkan saja prosesnya berjalan secara alami, kebutuhan masyarakat biar segera divaksinasi biar segera dilaksanakan, biar cepat,” kata Gung Budiarta.
Apalagi, sebagai daerah destinasi wisata internasional, pihaknya ingin segera membuka pariwisata Bali.
Baca juga: Jadi Titik Ungkit, Satgas Covid-19 Klungkung Gencarkan Vaksinasi di Nusa Penida Menuju Zona Hijau
Gung Budiarta menyebut bahwa Bali saat ini benar-benar terpuruk secara perekonomian akibat mundurnya pariwisata akibat pandemi.
“Karena kita kan daerah pariwisata. Kita ingin cepat membuka Bali untuk sebagai daerah tujuan wisata, biar tidak berlama-lama,” paparnya.
Pun juga saat disinggung mengenai penggantian vaksin Astrazeneca dengan vaksin merk lainnya, pihaknya mengaku selama tidak ada kejadian KIPI yang membahayakan di Bali
Pihaknya merekomendasikan untuk melanjutkan penggunaan vaksin Astrazeneca tersebut.
“Kalau kita sih yang wajar-wajar saja, sepanjang tidak ada persoalan di daerah jalan aja vaksinasinya, apakah Sinovac, Astrazeneca gitu,” tegasnya.
Bahkan, dirinya meminta semua pihak untuk tenang dan tidak khawatir dengan adanya kabar vaksin Astrazeneca tersebut tidak aman.
“Saya lihat, saya pantau tidak ada masalah di Bali, jalankan saja. Mungkin saja satu atau dua orang kena. Jadi jangan di-gebyah uyah begitu. Kita nggak ingin lama-lama pandemi ini, biar cepat selesai,” ungkapnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bali