Serba Serbi

Ini Kaitan Panca Sradha Serta Catur Purusa Artha dengan Moksa dalam Agama Hindu

Adapun bagian Panca Sradha adalah, Brahman yakni percaya dengan adanya Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa
proses reinkarnasi 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam kerangka Agama Hindu atau Panca Sradha, jelas-jelas disebutkan tentang moksa, sebagai tujuan akhir umat Hindu.

Adapun bagian Panca Sradha adalah, Brahman yakni percaya dengan adanya Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Atman, atau percaya dengan adanya roh di dalam setiap makhluk hidup.

Kemudian Karmaphala, percaya dengan hasil sebab akibat.

Baca juga: Mengenal Nitisastra dalam Hindu, Ajaran atau Ilmu Pengetahuan tentang Kehidupan Bernegara

 Lalu Punarbhawa atau Samsara, percaya dengan adanya reinkarnasi atau numitis kembali.

"Nah kemudian moksa, percaya dengan kembalinya atau menyatunya atman atau roh dengan Brahman (Tuhan) untuk mencapai kebahagiaan yang abadi," jelas Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, kepada Tribun Bali, Senin 17 Mei 2021.

Beliau mengatakan, pentingnya moksa juga tercermin dalam ajaran Catur Purusa artha atau Catur Warga.

Yaitu empat jalinan erat, dalam tujuan hidup. Terdiri dari Dharma yakni sila-sila Budi yang luhur.

Artha, benda yang dapat memenuhi atau memberikan kepuasan pada keinginan.

 Kama, keinginan atau nafsu duniawi dan naluri hidup. Serta moksa, ketentraman rohani, kesucian dan bebasnya roh dari penjelmaan.

Kemudian menunggal atau bersatunya dengan Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).

Oleh sebab itu, kata ida, karena pentingnya moksa dalam ajaran agama Hindu, namun memang sulit dibayangkan karena menyangkut tata hidup dan tingkah laku yang baik serta penuh etika di dalam kehidupan sehari-hari.

"Sehingga konsep moksa, ini selalu dijelaskan melalui simbol-simbol seperti baik upacara yadnya, maupun monumen atau bangunan yang berhubungan erat dengan konsep moksa, seperti palinggih Kamulan atau palinggih Rong Tiga," kata ida.

Lanjut ida, apabila mendengar kata moksa, pikiran akan terbawa ke alam ilusi tentang proses lenyapnya roh (atman) yang diikuti lenyapnya badan wadah (stula sarira) secara tiba-tiba saat kematian.

Baca juga: Ini Makna Tilem Jyesta yang Datang Setiap Setahun Sekali dalam Hindu Bali

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved