Sejarah Giant di Indonesia Sejak 2002 Hingga Kini, Seluruh Gerainya Akan Tutup pada Juli 2021

Beroperasi sejak 2002, Giant merupakan retail modern yang berkembang cukup pesat dan memiliki jejaring cukup luas di Indonesia.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Kontan/ Baihaki
Giant Supermarket 

TRIBUN-BALI.COM - Masa pandemi Covid-19 memukul industri ritel dan perekonomian di Indonesia. 

Satu lagi perusahaan ritel besar yang akan tutup adalah Giant.

Seluruh gerai Giant di Indonesia akan tutup pada akhir Juli 2021.

Hal ini dipastikan oleh PT Hero Supermarket Tbk. 

Cara seperti ini diyakini bisa memperkuat perusahaan tersebut di masa pandemi yang belum tentu kapan berakhrinya.

Namun demikian alasan utama penutupan tersebut adalah untuk berfokus mengembangkan bisnis merek dagang lainnya seperti IKEA, Guardian dan Hero. 

Bagaimana sejarah Giant?

Beroperasi sejak 2002, Giant merupakan retail modern yang berkembang cukup pesat dan memiliki jejaring cukup luas di Indonesia.

Sebelum bergabung dengan dengan Hero Group, Giant merupakan perusahaan asal Malaysia yang didirikan oleh Keluarga Teng di Kuala Lumpur, Malaysia pada 1944.

Kantor pusatnya pun berdiri di Shah Alam, Selanggor Darul Ehsan, Malaysia.

Di tahun pertamanya beroperasi di Indonesia, Giant sempat menjadi tandem Hero untuk menggenjot pendapatan.

Mereka berusaha menyaingi Carrefour karena saat itu cukup mendominasi pasar retail modern.

Kemudian, pada 2010, Giant berada di bawah naungan Dairy Farm International Holdings, perusahaan ritel asal Hong Kong.

Dairy Farm International Holdings merupakan anggota dari Jardine Matheson Group, perusahaan grosir makanan dan produk-produk kebersihan pribadi di wilayah Pasifik dan China.

Data yang dihimpun Tribun Jogja dari situs resmi perusahaan, pada Juni 2012, Hero mempekerjakan lebih dari 13.700 orang dan mampu melayani pelanggan di 558 gerai di seluruh Indonesia.

Tercatat, perusahaan mengoperasikan 43 gerai Giant Hypermarket, 130 gerai Hero & Giant supermarket, 241 gerai kesehatan dan kecantikan Guardian dan 144 gerai Starmart.

Setelah satu dekade beroperasi, Giant pun dikembangkan menjadi tiga jenis.

Pertama, Giant Ekstra dengan format toko hipermarket yang menawarkan berbagai produk makanan sehari-hari dalam satu atap.

Kedua, Giant Ekspres yang berkonsep supermarket. Ketiga, Giant Mart yang berkonsep minimarket.

Dua format terakhir menawarkan produk makanan dan kebutuhan sehari-hari yang tak sebesar Giant Ekstra.

Sebelum pandemi merebak, bisnis retail besar itu mulai goyah. Di tahun 2015 awal, perusahaan sudah mengumumkan penutupan 75 gerai Giant di berbagai daerah.

Kala itu, alasannya pelemahan ekonomi, turunnya daya beli hingga deretan regulasi yang menambah tekanan pada penjualan.

Maklum, pandemi memang memukul semua lini, termasuk retail besar yang mungkin dulu tidak tergoyahkan.

Kemudian, pada 2018, penutupan gerai Giant kembali dilakukan hingga jumlahnya menciut dari 166 gerai menjadi 142 gerai. Gerai Ekspres menjadi gerai yang paling banyak ditutup.

Terakhir, pada 28 Juli 2019, Giant dikabarkan kembali menutup sejumlah toko antara lain Giant Express Cinere Mall, Giant Express Mampang, Giant Express Pondok Timur, Giant Extra Jatimakmur, Giant Mitra 10 Cibubur, Giant Extra Wisma Asri, dan Giant Express Mampang.

Tepat pada 2021, PT Hero Supermarket memastikan akan menutup semua gerai Giant.

Direktur Utama PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall menyebut perusahaan sedang memfokuskan bisnis ke merek IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket setelah semua gerai Giant ditutup.

Manajemen juga akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA dan mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket.

"Seperti bisnis mumpuni lainnya, kami terus beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah, termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia; sebuah tren yang juga terlihat di pasar global," jelasnya, Selasa (25/5/2021).

Dia menjelaskan, penutupan itu lantaran adanya peralihan permintaan dari penjualan ritel fisik.

Menurut dia, sektor yang berpotensi bertumbuh tinggi adalah sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas.

Dengan begitu, Lindvall yakin untuk menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA di Indonesia.

"Serta membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022. Kami juga akan memastikan proses yang adil bagi seluruh mitra bisnis kami.

"Keputusan besar seperti ini tidaklah mudah, tetapi kami percaya keputusan ini perlu diambil untuk kepentingan jangka panjang PT Hero Supermarket Tbk dan para karyawan kami yang berada di bawah naungan perusahaan," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Begini Sejarah Giant yang Bakal Tutup Juli 2021, Bermula dari Keluarga Teng Asal Malaysia

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved