Berita Bali
Stok Plasma Konvalesen Golongan Darah AB di RSUP Sanglah Kosong, Begini Syarat & Caranya Mendonor
Stok Plasma Konvalesen Golongan Darah AB di RSUP Sanglah Kosong, Begini Syarat & Caranya Mendonor
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Stok plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Sanglah mulai menipis.
Bahkan, per Rabu 26 Mei 2021, stok plasma konvalesen untuk golongan darah AB kosong.
Sementara permintaan plasma konvalesen yang digunakan untuk terapi pengobatan pasien Covid-19 masih ada seiring penambahan kasus positif Covid-19 setiap harinya.
"Hingga per hari ini (Rabu 26 Mei 2021) stok plasma golongan O kami masih punya 8 kantong, golongan B ada 4 kantong, golongan A cuma satu kantong, dan golongan AB kosong," kata Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) RSUP Sanglah, Dr dr Ni Kadek Mulyantari SpPK (K), Rabu kemarin.
Dr dr Ni Kadek Mulyantari SpPK (K), mengakui terdapat beberapa kendala dalam kegiatan donor plasma konvalesen.
Pertama, pihaknya harus menyesuaikan dengan waktu pendonor yang memiliki kesibukan.
"Misalnya donor lagi kerja atau ada kesibukan, kami juga harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki donor. Belum lagi kalau ada pendonor yang kriterianya tidak memenuhi, kami tidak bisa ambil plasmanya," ungkapnya, Kamis 27 Mei 2021.

Ada beberapa syarat bagi para penyintas yang bisa mendonorkan plasma konvalesennya.
Antara lain, pendonor berusia 17 hingga 60 tahun dan pernah menjadi pasien Covid-19 (bukan OTG).
Calon pendonor juga harus dinyatakan sembuh dari Covid-19 lebih dari 14 hari dan bebas keluhan minimal 14 hari.
Selain itu, donor bisa dari laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil dan belum pernah menerima transfusi darah. Termasuk berat badan di atas 55 kg.
"Kami akan seleksi dan melakukan pemeriksaan fisik oleh dokter. Serta ada juga pemeriksaan laboratorium. Kalau semua syaratnya sudah terpenuhi, baru kami jadwalkan untuk pengambilan plasmanya," paparnya.
Demi menjaga kestabilan antara permintaan dan pemenuhan,UTD RSUP Sanglah paling tidak harus menyediakan stok plasma untuk golongan A, B, dan O masing-masing sebanyak 10 kantong.
Sementara untuk golongan darah AB minimal 5 kantong mengingat cukup sulit juga untuk mendapatkannya.
"Stok Plasma Konvalesen harus siap. Jadi begitu ada permintaan untuk pasien Covid-19, plasmanya sudah siap. Sehingga pasien cepat dapat dilayani. Ada beberapa kasus, di mana begitu ada permintaan, stok kami tidak cukup. Jadi kami masih harus panggil-panggil donor dulu," tambahnya.
Mulyantari juga berharap, dari sekian banyak pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh bersedia untuk menyumbangkan plasmanya.
Bilamana ada penyintas Covid-19 yang ingin berdonor, bisa langsung datang ke UTD RSUP Sanglah.
"Pelayanan donor darah kami lakukan dari pukul 08.00 sampai 20.00 Wita. Setiap hari termasuk hari libur," tutupnya.
Mengenal Plasma Konvalesen
Sejak awal pandemi virus corona, terapi plasma konvalesen digadang-gadang sebagai perawatan efektif untuk pasien Covid-19.
Dr. dr. Theresia Monica, Sp.An., KIC., M.SI., MM., MARS. dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha mengatakan terapi plasma konvalesen adalah salah satu modalitas terapi dengan memindahkan plasma penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 ke pasien Covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut.
Hal itu disampaikan dr Monica dalam International Webinar bertajuk Convalescent Plasma Therapy, Jumat (21/5/2021) malam.
Dia mengungkapkan bahwa terapi plasma konvalesen ini adalah mimpi besar dan perawatan tepat untuk pasien Covid-19.
"Sebab, (hingga pandemi saat ini) tidak ada obat antivirus spesifik (untuk Covid-19). Oleh karena itu, kita harus cari alternatif perawatan untuk pasien Covid-19," kata dr Monica seperti dikutip dari Kompas.com.
Pengobatan pasien Covid-19 dengan plasma konvalesen adalah terapi yang spesifik, sederhana, terjangkau dan memiliki banyak sumber daya.
Dr Monica menjelaskan bahwa plasma konvalesen dapat mengeliminasi atau membunuh virus.
Namun demikian, terapi plasma konvalesen ini tidak dapat memperbaiki organ yang mengalami kerusakan yang diakibatkan infeksi virus.
Lantas, bagaimana mekanisme terapi plasma konvalesen ini?
Menurut dr Monica, ada tiga kunci keberhasilan terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 ini, yakni tergantung dari beberapa faktor utama antara lain dosis, kadar antibodi dan waktu pemberian.
Dr Monica menjelaskan bahwa dalam terapi plasma konvalesen ini, dosis plasma yang diberikan kepada pasien Covid-19 bergantung pada kondisinya.

"Satu kantong plasma per 325 cc per kilogram berat badan dan diberikan selama 1 sampai 4 jam. Dosis selanjutnya bisa diberikan setelah 48 jam, tergantung kondisi pasien," jelas dr Monica.
Kendati demikian, dr Monica mengungkapkan ada beberapa masalah. Hingga saat ini, belum ditemukan persamaan maupun perbandingan dalam setiap kantong plasma konvalesen tersebut, berapa banyak virus yang dapat dieliminasi.
Berdasarkan pengalaman yang dilakukan, dr Monica menjelaskan pasien Covid-19 dengan sakit sedang, biasanya diberikan dua kantong plasma konvalesen.
Sedangkan pada pasien Covid-19 dengan gejala berat, menggunakan 3-4 kantong plasma darah, serta 5-6 kantong plasma untuk terapi pasien Covid-19 dalam kondisi kritis.
"Namun, ini semua tidak efektif. Sebab, kita harus memberikan plasma konvalesen ini lebih awal pada pasien Covid-19 (sakit) sedang, atau bahkan lebih awal lagi pada pasien Covid-19 ringan," jelas dr Monica.
(Tribun Bali/Sari | Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Terapi Plasma Konvalesen untuk Pasien Covid-19, Kapan Waktu Terbaik Digunakan?