Vaksinasi

Wiku Adisasmito: Vaksin Sinopharm Telah Mendapat Persetujuan EUE di Lebih dari 27 Negara

Kondisi ini membuat keampuhan vaksin Sinopharm dalam mencegah penularan Covid-19 dipertanyakan.

Editor: DionDBPutra
dok.Satgas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Masyarakat dunia belakangan menyoroti fenomena lonjakan kasus positif Covid-19 di Seychelles, sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia.

Lonjakan kasus ini terjadi justru setelah sedikitnya 60 persen penduduk Seychelles rampung menjalani vaksinasi dosis lengkap dengan Sinopharm.

Kondisi ini membuat keampuhan vaksin Sinopharm dalam mencegah penularan Covid-19 dipertanyakan.

Padahal, vaksin produksi pabrikan farmasi asal China itu juga dipesan oleh Pemerintah Indonesia untuk program vaksinasi rotong royong. Melalui skema tersebut, perusahaan mengadakan vaksin Covid-19 secara mandiri bagi karyawannya.

Baca juga: Setelah Vaksinasi Covid-19, Jumlah Pasien Covid-19 Alami Penurunan di RSUP Sanglah

Baca juga: Sepekan Tiga Kasus Kematian akibat Covid-19, Desa Demulih Bangli Jadi Sasaran Vaksinasi

Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, vaksin Sinopharm telah mendapatkan persetujuan Emergency Use of Authorization (EUA) di lebih dari 27 negara.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan EUA sejak April 2021. Vaksin ini juga telah mendapatkan Emergency Use of Listing (EUL) dari WHO pada 7 Mei 2021.

Wiku mengatakan, vaksin Sinopharm memiliki tingkat efikasi yang tinggi. Ia menyebut vaksin itu memiliki efikasi 78,02 persen. Angka itu didapat berdasarkan studi klinis fase 3.

”Studi klinis fase 3 pada lebih dari 42 ribu subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukkan efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen,” kata Wiku dalam siaran pers, Sabtu 29 Mei 2021.

Dalam uji klinis tersebut, menurut Wiku, hasil pengukuran imunogenesitas penggunaan vaksin menunjukkan pembentukan antibodi tergolong tinggi pada orang lansia dan dewasa.

Uji coba tersebut dilakukan di beberapa negara, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain. Namun, penelitian tersebut tidak melibatkan wanita hamil dan orang yang masih berusia di bawah 18 tahun.

Di Indonesia sendiri, Wiku menambahkan, perlu studi lanjutan untuk melihat efektivitas dan kemampuan vaksin dalam mengurangi risiko penularan.

Namun satu hal yang pasti, kata Wiku, vaksinasi bukan satu-satunya perlindungan utama untuk mengendalikan Covid-19. Masyarakat tetap perlu patuh terhadap protokol kesehatan.

Apalagi, saat ini Indonesia tengah memfokuskan diri melindungi kelompok yang rentan terpapar Covid-19 dan belum mengutamakan vaksinasi untuk anak-anak.
Sebab, sebagian merek vaksin di dunia belum sepenuhnya diuji pada kategori anak-anak.

"Saat ini Indonesia fokus kelompok rentan, dan secara statistik didominasi usia 18 tahun. Hal ini untuk memperlambat laju penularan," ucap Wiku.

Di sisi lain, Wiku juga menjelaskan perkembangan terbaru dari hasil whole genome sequencing (WGS) per 25 Mei 2021 menjunjukkan bahwa ada sebanyak 1.744 WGS yang dikumpulkan ke bank data GISAIDM, di mana sebanyak 1.711 di antaranya sudah selesai dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved