Pilpres 2024
PDIP dan Gerindra Sudah Kawin Gantung, Opsi Jokowi-Prabowo atau Prabowo-Puan di Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai peluang koalisi antara PDIP dan Gerindra makin kuat di Pilpres 2024.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai peluang koalisi antara PDIP dan Gerindra makin kuat. Bahkan disebut sudah kawin gantung.
Ada dua opsi pasangan calon yang dapat muncul apabila PDIP dan Partai Gerindra berkoalisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Opsi pertama adalah Presiden Joko Widodo kembali maju sebagai calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Pasangan Jokowi-Prabowo bisa diusung dengan syarat batas masa jabatan presiden diubah melalui amendemen Undang-Undang Dasar 1945.
"Kalau terjadi amandemen Undang-Undang Dasar 1945, maka Pak Jokowi maju lagi berpasangan dengan Pak Prabowo, jadi Pak Jokowi-Prabowo menuju 2024 yang akan datang," kata Qodari dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Jelang Pilpres 2024 Hubungan Ganjar Pranowo dan Puan Maharani Memanas, DPP PDIP Buka Suara
Baca Juga: Duet Ganjar-Sandiaga Uno Dijagokan di Pilpres 2024, Sandi: Ada 34 Juta Naker Butuh Perhatian
Qodari menuturkan, jika terwujud, pasangan Jokowi-Prabowo diprediksi melawan kotak kosong karena partai politik yang kini bukan pendukung Jokowi tidak bisa memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
Opsi kedua, lanjut Qodari, Prabowo berpasangan dengan tokoh dari PDIP yang akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Qodari, tokoh yang paling mungkin untuk dijagokan oleh PDIP adalah Ketua DPR Puan Maharani. Dengan demikian, pilihannya adalah pasangan Prabowo-Puan.
Qodari menilai, peluang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencalonkan diri sebagai presiden tertutup imbas konflik dengan pengurus PDIP.
"Opsi yang paling memungkinkan adalah Puan Maharani, tetapi belum tahu karena perjalanan politik, pendaftaran calon masih Juni 2023, jadi dilihat dinamika dua tahun ke depan," kata Qodari.
Qodari berpendapat, koalisi PDIP dan Gerindra sangat mungkin terwujud bila berkaca dari kesamaan ideologi kedua partai serta hubungan baik Prabowo dengan Megawati maupun Jokowi.
"Menurut saya, hampir pasti PDIP ini berkoalisi dengan Gerindra, bahkan istilahnya PDIP dan Gerindra ini sudah kawin gantung begitu, tinggal menunggu peresmian saja di tahun 2024 yang akan datang," kata Qodari.
Disamping itu, Qodari memprediksi PDIP dan Gerindra akan menggaet partai-partai bernuansa Islam ke dalam koalisi pengusung Prabowo.
"Yang pasti PKB, kemudian bisa PPP, tetapi kalau dianggap PPP itu juga partai Islam tradisionalis dan lebih memilih partai Islam modernism mungkin PAN yang akan ditarik bergabung dengan koalisi PDIP, Gerindra, dan PKB," kata dia.
Baca Juga: Risma Tak Berniat Menjadi Calon Presiden Tahun 2024
Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, PDIP dan Gerindra telah sama-sama membuka peluang untuk berkoalisi dan mengusung Prabowo pada Pilpres 2024 mendatang.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan, peluang itu terbuka karena hubungan baik antara kedua partai.
"Hubungan kita yang baik dengan PDIP, saudara-saudara semua tahu. Sejak beliau belum ditetapkan Menhan sampai sekarang, baik, tidak ada masalah,” kata Muzani, Kamis (27/5), dikutip dari Kompas.tv.
“Itu jadi kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDI Perjuangan,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto pun memberi lampu hijau atas kemungkinan koalisi PDIP dan Gerindra.
"Kami membuka diri, pernyataan dari Mas Muzani mungkin karena melihat bagaimana kedekatan hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto dalam sebuah diskusi yang digelar PARA Syndicate, Jumat (28/5). (tribun network/kps)