Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno Harap Pola Digital Nomad Jadi Daya Tarik Work From Bali

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, berharap konsep digital nomad dapat menjadi daya tarik

Biro Komunikasi Kemenparekraf
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno Harap Pola Digital Nomad Jadi Daya Tarik Work From Bali 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, berharap konsep digital nomad dapat menjadi daya tarik yang akan memperkuat program Work From Bali, khususnya bagi sektor swasta.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga, dalam acara weekly press briefing, yang berlangsung secara hybrid, dari Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu 2 Juni 2021 kemarin.

“Kami memiliki keyakinan bahwa Work From Bali dan pariwisata era baru yang menyasar kepada pola kebiasaan bekerja baru seperti digital nomad, akan menjadi daya tarik yang sangat potensial untuk Bali dan beberapa destinasi wisata lainnya," ujar Menparekraf Sandiaga Uno di Jakarta dalam keterangan resminya, Kamis 3 Juni 2021.

Oleh karena itu, menurutnya dukungan internet, infrastruktur, event, maupun suasana kerja itu akan dibangun.

Baca juga: Kembali Bekerja dari Bali 2 Hari Terakhir, Berikut Tiga Catatan Menparekraf Sandiaga

"Ini yang akan kami terus siapkan seiring kebijakan Work From Bali oleh pemerintah yang dikoordinir oleh Kemenko Marves,” tambah Menparekraf.

Digital nomad sendiri adalah istilah di mana seseorang dapat bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga tidak terikat oleh waktu dan tempat.

Selain itu, Menparekraf ingin pelaku UMKM atau artisan di Bali menyiapkan produk-produk ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, kriya, maupun fesyen jelang program work from Bali.

“Karena Work From Bali ini mungkin hanya 30 persen saja dampaknya terhadap hotel, sisanya adalah produk ekonomi kreatif termasuk restoran. Untuk itu, UMKM di Bali perlu juga kita persiapkan,” katanya.

Sandiaga Sebut Beberapa Nilai Lebih Work From Bali, Tingkat Efisiensinya Sangat Tinggi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno telah menjalani program Work From Bali (WFB) sejak kuartal I tahun 2021.

Sandiaga menyebut beberapa nilai lebih WFB.

Baca juga: Pertahankan Pegawainya Selama Pandemi, Agrowisata Alas Harum Bali Diapresiasi Sandiaga Uno

"Kami sudah berkegiatan di Bali mulai dari kuartal pertama 2021 dan tingkat efisiensinya sangat tinggi," ujar Sandiaga Salahuddin Uno di Poltekpar Bali, Kamis 27 Mei 2021.

Ia mengungkapkan sejumlah nilai lebih akan didapat jika melakukan Work From Bali.

"Kita akan mendapat nilai tambah yaitu kualitas udara yang bersih, pemandangan yang indah, produktivitas meningkat. Tanpa membebani anggaran," katanya.

Sandiaga Uno mengatakan, 30 persen dari kegiatan WFB untuk meningkatkan angka keterhunian hotel.

“Ketika melakukan WFB kita membantu saudara-saudara kita di Bali,” ujarnya.

Sementara 70 persen memberikan multiplier effect kepada produk-produk ekonomi kreatif UMKM seperti kuliner, souvenir maupun fashion dan kegiatan ekonomi rakyat lainnya.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Februari 2021 untuk hotel berbintang di Bali sebesar 8,99 persen atau minus 2,16 poin (m-o-m) dan hotel non bintang 7,70 persen atau plus 1,00 poin (m-o-m).

“Skema bekerja di Bali hingga saat ini masih dalam tahap untuk dirumuskan. Tidak hanya ASN, pihak swasta juga diarahkan untuk dapat menggelar kegiatan atau pertemuan di daerah termasuk Bali dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan disiplin," demikian Menparekraf.

Baca juga: Jika Rencana Pembukaan Pariwisata Bali Bagi Wisman Diundur, Masyarakat Pariwisata Akan Makin Merana

Sambut Baik

Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pariwisata setempat menyambut baik program Work From Bali (WFB).

Program yang dirancang pemerintah pusat itu akan berdampak pada pariwisata Bali khususnya Badung.

Wilayah yang dipilih untuk WFB yakni wilayah Nusa Dua di Badung Selatan.

Program itu menjamin bahwa Bali masih layak dikunjungi ditengah pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Plt. Kepala Dinas Pariwisata Badung Cokorda Raka Darmawan, Kamis 27 Mei 2021.

Menurut dia, WFB sangat baik untuk meningkatkan okupansi di daerah Nusa Dua yang menurun drastis karena belum dibukanya penerbangan internasional.

“Selama ini wisatawan domestik sudah ada yang datang tapi di hari-hari tertentu saja, saat hari libur panjang. Kebijakan ini (WFB) baik untuk mengisi kekosongan wisatawan,” ujarnya.
Cok Darmawan menjelaskan, WFB yang berpusat di Nusa Dua adalah persiapan dibukanya international border.

Ketika nanti menerima wisatawan asing, pengelola dan pekerja telah siap.

Asisten Administrasi Umum Setda Badung ini menjelaskan, sambil menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait WFB ada beberapa persiapan yang harus dilaksanakan.

Misalnya memastikan penerapan prokes di Nusa Dua.

Vaksinasi Covid-19 tahap pertama di wilayah tersebut juga sudah sudah selesai.

“Pertama kami mempersiapkan dari CHSE terutama untuk industri pariwisata baik dari hotel, restoran dan objek wisata. Kalau di Nusa Dua khususnya kawasan ITDC 100 persen sudah memiliki CHSE, dari prasarana-prasarananya dan penerapan di lapangan sudah siap. Tinggal menunggu kedatangan,” bebernya.

Dia berharap, masyarakat harus taat prokes sehingga kasus aktif Covod-19 segera mereda dan pariwisata bisa dipulihkan.

“Jadi mari kita bersama-sama mendoakan agar kasus pandemi ini cepat berlalu. Namun kita tetap harus menerapkan prokes dengan baik untuk menjaga diri dan memastikan Bali aman dikunjungi,” kata birokrat asal Ubud ini.

Seperti pernah diwartakan Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi menyatakan akan mengirim 25 persen ASN dari tujuh kementerian di bawahnya untuk Work From Bali.

Kebijakan tersebut untuk membantu pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk karena sepinya pariwisata. (zae/gus)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved