Serba serbi
Nilapati, Konsep Menuju Kosong dalam Hindu Bali, Nama yang Meninggal Tidak Boleh Disebut Lagi
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, menjelaskan tentang makna upacara nilapati di Bali.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, menjelaskan tentang makna upacara nilapati di Bali.
Upacara nilapati, kata beliau, memiliki makna menuju ke alam kosong (sunia).
"Karena kata Nila berarti kosong atau sunia. Sedangkan kata Pati, berarti raja atau mulia dan agung. Sehingga Nilapati berarti menuju tempat sunia yang maha mulia nan agung," jelas ida kepada Tribun Bali, Kamis 3 Juni 2021.
Maksudnya adalah menyatu dengan sang pencipta atau disebut dengan moksa.
"Karena sesungguhnya tujuan agama Hindu adalah Moksartham Jagadhita ya Ca Iti Dharma," sebut beliau.
Baca juga: Nilapati, Berikut Maknanya dalam Hindu Bali
Artinya menuju ke alam kebahagiaan.
Sebab menyatu dengan Brahman. Atau di Bali yang disebut Bhatara Hyang Guru.
Maka di dalam pelaksanaan upacara Nilapati, daksina linggih yang menyimbolkan Bhatara Hyang kemudian di-pralina.
Pralina tersebut dengan cara membakarnya. Kemudian abunya dimasukkan ke dalam kelapa gading yang muda (bungkak nyuh gading) lalu ditanam di belakang palinggih Rong Tiga.
Hal ini menyimbolkan bahwa Dewa Pitara atau Hyang Pitara dijadikan konsep menuju nol atau kosong (sunia).
Yaitu konsep tertinggi.
Baca juga: Ziarah Umat Hindu Bali dari Pura Pulau Menjangan ke Candi Prambanan
"Nah untuk menjadikan konsep kosong atau nol ini, maka Bhatara Hyang yang telah disucikan kini dilinggihkan atau ditempatkan di ruang paling tengah dari palinggih Rong Tiga," jelas beliau.
Ruang tengah itu, kerap disebut ruang Raganta. Maka setelah upacara Nilapati serta ngalinggihan (meletakkan) di rong tengah (ruang tengah dari sebuah pelinggih di merajan).
Biasanya kedudukannya lebih tinggi dari kedua rong yang ada di samping kanan dan kiri.
"Maka beliau kini dianggap sudah menjadi Bhatara Hyang Guru," sebut pensiunan dosen Unhi ini. Dengan harapannya bahwa Hyang Pitara bisa menyatu dengan Brahman.