Berita Bali

Wakil Ketua MPR Harapkan Recovery, Rugi Besar Jika Pembukaan Pariwisata Bali Batal

Fadel Muhammad Al-Haddar mengaku prihatin dengan lesunya kondisi perekonomian dan parisiwata Bali.

Tribun Bali/Noviana Windri
Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad - Wakil Ketua MPR Harapkan Recovery, Rugi Besar Jika Pembukaan Pariwisata Bali Batal 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Fadel Muhammad Al-Haddar mengaku prihatin dengan lesunya kondisi perekonomian dan parisiwata Bali.

Ia pun siap mendukung upaya pemulihan Pulau Dewata melalu pembukaan kembali keran pariwisata khususnya mancanegara.

Hal ini disampaikan Fadel dalam kegiatan sosialisasi empat pilar di Aula Kodam IX/Udayana, Kota Denpasar, Bali, Rabu 9 Juni 2021.

Fadel menyampaikan, berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berkaitan dengan hal itu.

Baca juga: Jokowi Buka PKB dari Istana Negara, Pesta Kesenian Bali XLIII Tahun 2021 Dilaksanakan Hybrid

Pihaknya juga telah menggali masukan dan aspirasi masyarakat dengan berkunjung ke berbagai lokasi menemui warga dan tokoh masyarakat secara langsung.

"Kita prihatin dengan perkembangan ekonomi Bali, banyak yang mengeluh mengenai keadaan yang ada di Bali. Kondisi ini diharapkan bisa cepat recovery," ujar Fadel.

"Kami dari MPR sudah membicarakan dengan Menteri Pariwisata agar Bali ini segera kita buka sehingga paling tidak pada Juli atau Agustus ini sudah mulai memulihkan keadaan pariwisata ke Bali," katanya.

Fadel menilai, penanganan Covid-19 di Bali tergolong lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Ia optimistis jika penanganan Covid-19 semakin baik, maka keran pariwisata juga semakin cepat terbuka lebar.

"Penanganan Covid-19 Bali ini baik dibandingkan dengan daerah lain. Saya bertemu dengan Pak Gubernur dua minggu yang lalu juga membicarakan hal ini di kediaman beliau. Beliau telah meminta kepada kami mendukung agar cepat mengirimkan lagi vaksin dan kemudian diadakan pengetesan. Kita pulihkan ekonomi masyarakat. Recovery diharapkan tahun ini membaik," tutur Fadel.

Sementara itu, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak juga senada dengan itu menegaskan, Bali aman dikunjungi wisatawan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Namun Pangdam juga tidak menampik bahwa hingga saat ini masih ada masyarakat yang takut datang ke Bali karena pandemu Covid-19 yang masih melanda.

"Masih banyak yang takut datang ke Bali. Saya selalu menyampaikan, kita pastikan bahwa semua orang yang masuk Bali itu semua (dites) PCR atau rapid test antigen. Jalan masuknya cuma dua, pelabuhan dan bandara. Bali aman untuk dikunjungi. Sampai hari ini positif yang dirawat 450-an. Mudah-mudahan bapak-bapak (MPR RI) bisa promosikan sehingga datang ke Bali berkunjung lagi. Ke Bali yang indah ini," kata Maruli.

Di tempat terpisah, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan mengatakan, pasti akan terjadi kerugian lebih besar jika rencana pembukaan pariwisata Bali ada perubahan atau tidak jadi dibuka pada Juli 2021 ini.

"Kalau bicara rugi, pasti semua akan rugi, bahkan sejak awal pandemi (sudah rugi) dan cukup besar. Apalagi kalau pada Juli nanti yang harapan besar dari pelaku pariwisata wisatawan mancanegara dibuka, walaupun melalui travel bubble. Ini sangat besar sekali artinya buat mereka untuk memberikan semangat," ujar

Cokorda Raka Darmawan, di Beachwalk Shopping Center, Selasa 8 Juni 2021.

"Tapi kalau sampai tidak terjadi rencana pembukaan atau ditunda kembali, ini akan menurunkan semangat mereka untuk kelanjutan usahanya," sambungnya.

Tetapi kita mengajak semua pelaku usaha khususnya pariwisata dan masyarakat, kita tidak boleh menyerah, tidak boleh pesimistis.

Baca juga: Semangat Pelaku Pariwisata Akan Turun Jika Bali Tidak Buka Untuk Wisman Pada Bulan Juli Mendatang

Karena dalam situasi pandemi Covid-19 ini adalah situasi global yang sering kalau kita dengar ini sudah menjadi pola hidup baru (berdampingan dengan virus Corona), dan pandemi ini tidak diketahui akan sampai kapan.

"Oleh karena pandemi akan berlangsung lama dan tidak diketahui kapan selesai, kita semua stakeholder pariwisata dan semua lapisan masyarakat harus melakukan aktivitasnya dengan adaptasi kebiasaan baru," ungkap Cokorda Raka Darmawan.

Adaptasi kebiasaan baru ini harus dilakukan agar tetap semangat dalam melakukan aktivitas dengan catatan protokol kesehatan harus tetap kita jaga dan terapkan di manapun dan kapanpun.

Dengan protokol kesehatan yang dijaga dan dipelihara, akan memberi jaminan baik kepada masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung merasa aman datang ke Bali.

Disinggung sudah berapa hotel atau akomodasi pariwisata penginapan di Badung yang tutup, Cokorda Raka Darmawan mengatakan cukup banyak.

"Kalau berbicara industri pariwisata khususnya hotel, saya kira cukup banyak (tutup). Artinya tutup itu tidak berarti tutup total. Mereka tetap melakukan operasional, tapi sangat minim, seperti karyawannya yang dipekerjakan. Tapi tidak sampai tutup total sekali. Memang ada yang tutup total, tapi persentasenya kecil," papar kata Cokorda Raka Darmawan.

Mengenai banyak-kah hotel-hotel di Badung yang telah beralih kepemilikan, ia menyampaikan sejauh ini pihaknya tidak mendata karena itu hak pribadi mereka dan tidak juga melaporkan ke pemerintah setiap transaksi jual beli itu.

"Jadi kita tidak tahu jumlahnya berapa (hotel dijual dan ganti kepemilikan). Informasi yang saya dapat dari teman-teman pelaku usaha, cukup banyak hotel yang memang karena pandemi operasional tinggi dan mungkin ada beberapa hotel yang melakukan itu (dijual)," imbuhnya. (ian/zae)

Baca juga: 5 Event Pariwisata di Tabanan Tak Masuk Program Pusat, Pengumuman yang Lulus Sudah Diumumkan

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved