Berita Bali

Semangat Pelaku Pariwisata Akan Turun Jika Bali Tidak Buka Untuk Wisman Pada Bulan Juli Mendatang

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan mengatakan pasti akan terjadi kerugian lebih besar.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Noviana Windri
(Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Plt. Kadispar Badung Cokorda Raka Darmawan usai menghadiri talk show bertajuk kebangkitan ekonomi kreatif di Badung, yang diadakan di Beachwalk Shopping Center kemarin. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pembukaan pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno beberapa waktu lalu disampaikannya masih on track sesuai rencana yakni di kuartal tiga tahun 2021 ini.

Namun bagaimana jika terjadi perubahan dari rencana atau tidak jadi dibuka pada Juli 2021 ini?

Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan mengatakan pasti akan terjadi kerugian lebih besar.

"Kalau bicara rugi pasti semua akan rugi, bahkan sejak awal pandemi dan cukup besar. Apalagi kalau pada saat bulan Juli nanti yang harapan besar dari pelaku pariwisata wisatawan mancanegara dibuka walaupun melalui travel bubble, ini sangat besar sekali artinya buat mereka untuk memberikan semangat," ujar 

Cokorda Raka Darmawan, Selasa 8 Juni 2021 kemarin di Beachwalk Shopping Center.

Rencana Travel Corridor Arrangement di Bali, Uji Coba Wisman Dengan Penerbangan Charter

Jumlah Kunjungan Wisman ke Bali Tercatat Sebanyak 9 Kunjungan Pada April 2021, Turun 97,63 Persen

"Tapi kalau sampai tidak terjadi rencana pembukaan itu ditunda kembali, ini akan menurunkan semangat mereka untuk kelanjutan usahanya," sambungnya.

Tetapi kita mengajak semua pelaku usaha khususnya pariwisata dan masyarakat, kita tidak boleh menyerah, tidak boleh pesimis.

Karena dalam situasi pandemi Covid-19 ini adalah situasi global yang sering kalau kita dengar ini sudah menjadi pola hidup baru (berdampingan dengan virus corona), dan pandemi ini tidak diketahui akan sampai kapan.

"Oleh karena pandemi akan berlangsung lama dan tidak diketahui kapan selesai, kita semua stakeholder pariwisata dan semua lapisan masyarakat harus melakukan aktivitasnya dengan adaptasi kebiasaan baru," ungkap Cokorda Raka Darmawan.

Adaptasi kebiasaan baru ini harus dilakukan agar tetap semangat dalam melakukan aktivitas dengan catatan protokol kesehatan harus tetap kita jaga dan terapkan dimanapun dan kapanpun.

Dengan protokol kesehatan kita jaga dan kita pelihara, akan memberikan jaminan baik kepada masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke tempat kita merasa aman datang ke Bali.

Disinggung sudah berapa hotel atau akomodasi pariwisata penginapan di Badung yang tutup, Cokorda Raka Darmawan mengatakan cukup banyak.

"Kalau berbicara industri pariwisata khususnya hotel, saya kira cukup banyak (tutup). Artinya tutup itu tidak berarti tutup total, mereka tetap melakukan operasional tapi sangat minim seperti karyawan nya yang dipekerjakan. Tapi tidak sampai tutup total sekali, memang ada yang tutup total tapi persentase nya kecil," papar Plt. Kadispar Badung, Cokorda Raka Darmawan.

Mengenai banyak-kah hotel-hotel di Badung yang telah beralih kepemilikan, ia menyampaikan sejauh ini pihaknya tidak mendata karena itu hak pribadi mereka dan tidak juga melaporkan ke pemerintah setiap transaksi jual beli itu.

"Jadi kita tidak tahu jumlahnya berapa (hotel dijual dan ganti kepemilikan). Informasi yang saya dapat dari teman-teman pelaku usaha, cukup banyak hotel yang memang karena pandemi operasional tinggi dan mungkin ada beberapa hotel yang melakukan itu (dijual)," imbuhnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved