Indonesia Berduka, Toeti Heraty Noerhadi Dipanggil Tuhan, Berikut Biodata dan Profil Lengkapnya
Indonesia Berduka, Toeti Heraty Noerhadi Dipanggil Tuhan, Berikut Biodata dan Profil Lengkapnya
Toety Heray juga aktif mengikuti beberapa festival internasional, di antaranya Festival Penyair International di Rotterdam (1981) dan International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City (1984).
Puisi-puisinya telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, antara lain dalam bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Rusia dan Prancis.
Toeti Heraty dijuluki sebagai "satu-satunya wanita di antara penyair kontemporer terkemuka Indonesia".
Puisi-pusinya digambarkan sebagai sulit dimengerti, mengkombinasikan 'ambiguitas yang disengaja' dengan 'perumpamaan yang asosiatif dan tak dinyana'.
Namun mungkin gayanya yang menggunakan ironi dalam menggarisbawahi kedudukan rendah wanita di masyarakat patriakhal, yang membuat puisinya berbeda dengan para penyair lainnya.
Ia menerbitkan kumpulan puisi pertamanya, berjudul "Sajak-Sajak 33" pada tahun 1974, termasuk di dalamnya "Dua Wanita", "Siklus", "Geneva Bulan Juli".
Kumpulam puisinya yang kedua, "Mimpi dan Pretensi" terbit tahun 1982. Ia juga melakukan editing sebuah terbitan puisi berbahsa Belanda dan Indonesia, dan sebuah koleksi puisi dari para penyair wanita.
Puisinya yang terbaru, "Calon Arang: the Story of A Woman Victimized by Patriarchy", adalah lirik setebal buku, yang memberikan pandangan kritis atas persepsi dari figur tipikal Indonesia, Calon Arang.
Puisi itu menghadirkan gambaran tiga dimensi dari seorang wanita yang mencoba bertahan terhadap lingkungan patrikhal yang represif, tetapi malangya ia malah dianggap sebagai penyihir legendaris.
Puisinya merefleksikan tidak hanya penadangan feminisnya, tetapi juga kecintaannya terhadap seni.
Rumahnya di Menteng merangkap sebagai gallery, menyimpang sejumlah koleksi lukisan karya pelukis terkenal, diantanya Affandi, S. Sudjojono, Srihadi Soedarsono.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Mitra Budaya Indonesia, pada tahun 1998.
Toety Heraty juga adalah pendiri Jurnal Perempuan, majalah feminis yang mengangkat isu-isu penting tentang wanita.
Ia juga mengabdikan dirinya pada Suara Ibu Peduli, suatu organisasi non-pemerintah, yang memperjuangkan pemberdayaan wanita.
Hasil karya: