Berita Gianyar
629 Tempat Berdagang di Pasar Blahbatuh Gianyar Ludes, Ajin: Saya Sangat Menunggu Bantuan Pemerintah
Musibah kebakaran yang terjadi di Pasar Blahbatuh Gianyar menyisakan kesedihan bagi para pedagang
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Rabu, dagangan yang ludes terbakar sekitar 629 unit.
Terdiri dari 22 unit pedagang toko, 57 kios, 188 los.
Dari total tersebut, sebanyak 267 lapak pedagang dalam, dan 362 lapak pedagang di pelataran.
Sebagian besar dagangan merupakan perlengkapan upacara, karena selama ini pasar tersebut memang dikenal sebagai tempat yang memenuhi perlengkapan upacara keagamaan masyarakat Hindu di Kabupaten Gianyar.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra mengatakan, pihaknya langsung menggelar rapat dengan sejumlah OPD untuk membahas kebakaran ini, Rabu pagi.
Namun ia tidak berani menyimpulkan bahwa pasar tersebut akan segera diperbaiki.
Hal ini karena saat ini dalam masa krisis ekonomi.
Baca juga: Berjibaku 6 Jam Padamkan Api di Pasar Blahbatuh, Damkar Denpasar Sempat Terkendala Minimnya Hydrant
Bahkan jika pun pihaknya meminta batuan dari pusat, sulit kemungkinan pihaknya akan bisa mendapatkan dana dari pusat.
Sebab, pemerintah pusat yang juga mengalami krisis pendapatan, sedang memfokuskan anggarannya untuk penanganan Covid-19. Sama seperti Gianyar, yang saat ini meniadakan kegiatan fisik.
"Minimal kita bisa memberikan bantuan pada para pedagang, sebagai wujud kepedulian dan belasungkawa pemerintah kepada para pedagang," ujarnya.
Namun para pedagang, kata dia, tidak perlu memikirkan ke mana mereka akan berjualan.
Sebab pemerintah memiliki sejumlah opsi tempat yang bisa mereka pergunakan untuk berjualan.
"Untuk pembangunan, kami belum bisa pastikan, tapi kita masih memiliki tempat yang bisa digunakan untuk berjualan," ujarnya.
Berdasarkan catatan Tribun Bali, selama ini Pemkab Gianyar memiliki sejumlah pasar yang, meskipun kondisinya masih bagus, namun kegiatan jual-belinya relatif sepi.
Hak itu karena pedagang enggan membuka lapak di sana, dengan alasan jauh, sepi pembeli dan sebagainya.