Pura di Bali

Sejarah Pura Er Jeruk Gianyar, Tempat untuk Memohon Rezeki Hingga Keturunan

I Made Diartawan, Pekaseh Ageng (Gede) Krama Subak Sukawati, menjelaskan dipilihnya jalan dekat pantai Purnama sebagai area pura.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Palinggih Ratu Penganten dan Ratu Brayut di Pura Er Jeruk, Sukawati, Gianyar, Bali. 

Dalam upaya memohon kesuburan dan kesejahteraan.

“Sumber-sumber tertulis berupa prasasti yang mengungkapkan tentang tahun pendirian pura Er Jeruk, sampai saat ini belum ada ditemukan,” katanya.

Untuk itu, saat ini sedang dibuatkan prasasti dan purana pura.

Menurut sumber yang diperoleh dari cerita orang Bali dan Pura Besakih, dijelaskan bahwa Pura Er Jeruk telah dibangun ketika pemerintahan Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa pada abad 10 masehi.

Besar kemungkinan Pura Er Jeruk, terus mendapatkan perhatian di zaman kekuasaan sesudahnya.

Ketika Bali dipimpin oleh raja dari keturunan dinasti Warmadewa. Yakni Udayana Warmadewa, yang memimpin pada abad 11 masehi.

Dan memposisikan Empu Kuturan sebagai purohita (pendeta istana) kerajaan. Empu Kuturan sendiri, secara tradisi diakui sebagai tokoh yang memperkenalkan sad kahyangan.

Selain sebagai pengikrar konsep Tri Murti, yang ditranformasikan ke dalam bentuk bangunan kahyangan tiga.

 Kemudian penjelasan yang diperoleh dari sumber Usana Bali, disebutkan nama Pura Gunung Jruk sebagai stana Ida Bhatara Putranjaya.

“Upaya menyamakan Pura Gunung Jruk dengan Pura Er Jeruk cukup beralasan, karena penyebutan nama Dewa Putranjaya berstana di Gunung Jeruk dalam Usana Bali,” jelasnya.

Hal ini diperkuat dengan bangunan Meru Tumpang Lima sebagai tempat stana dan pemujaan Ida Bhatara Putranjaya di Pura Er Jeruk.

Baca juga: Kisah di Balik Berdirinya Pura Dalem Pangembak, Patung yang Dibuat Jero Mangku Bisa Tertawa Sendiri

Bangunan meru di Bali pun, kata dia, diperkenalkan oleh Empu Kuturan.

Secara singkat, disebutkan setidaknya Pura Er Jeruk dibangun dalam tiga tahap.

Tahap pertama di era pemerintahan Sri Wira Dalem Kesari Warmadewa pada abad 10 masehi.

Tahap kedua, pada masa pemerintahan Udayana Warmadewa abad ke-11 masehi.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved