Berita Denpasar
Jadi Pilot Project Wisata Berbasis Vaksin, Wagub Cok Ace: Kita Harus Lihat Role Modelnya
Ide Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menjadikan Bali sebagai pilot project wisata berbasis vaksin
Penulis: Ragil Armando | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ide Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menjadikan Bali sebagai pilot project wisata berbasis vaksin mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Kendati demikian, Bali butuh role model untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.
“Kita harus lihat role modelnya,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace kepada Tribun Bali, Minggu 27 Juni 2021.
BACA JUGA: Tetap Optimis Pariwisata Bali Dibuka Juli Ini, Kadispar Bali Minta Warga Bali Bijak Dalam Bermedsos
Wagub Cok Ace mendukung rencana tersebut.
Namun, perlu mempelajari lebih jauh mekanisme dan regulasinya.
“Saya belum lihat secara detail, belum pelajari secara detail,” katanya.
Wagub mengakui beberapa negara seperti Singapura pernah menerapkan kebijakan wisata berbasis vaksin.
“Saya melihat ada beberapa negara seperti Singapura pernah melakukan wisata vaksin,” tambahnya.
Menparekraf Sandiaga mengundang Wagub Cok Ace membahas mengenai rencana tersebut dalam rapat via zoom, Senin 28 Juni 2021 ini.
“Saya diundang (rapat) lewat zoom sama Bapak Sandiaga, kita baru tahu besok kejelasannya,” kata Wagub.
Cok Ace mengatakan kebijakan tersebut harus dibahas secara mendalam.
Hal yang utama menurutnya, masyarakat Bali tetap harus menjadi prioritas dalam vaksinasi tersebut .
“Apakah masyarakat sudah dapat semua,” tegasnya.
Wagub Cok Ace akan menelusuri lebih jauh mengenai rencana tersebut.
“Belum jelas, apakah yang dimaksud adalah vaksinasi domestik, atau termasuk orang luar, dan sebagainya,” ujarnya.
Wagub meminta perlu pertimbangan matang sebelum menerapkan kebijakan tersebut.
Harus dihitung secara cemat resiko serta untung dan rugi penerapan kebijakan tersebut.
“Kedua dari dampaknya, artinya semua keputusan yang kita ambil ada resikonya, antara untung dan ruginya kita cermati, sehingga kita belum bisa komentar panjang, saya juga belum tahu bagaimana mekanismenya,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali, Putu Astawa mengaku belum mengetahui rencana menjadikan Bali sebagai pilot project wisata berbasis vaksin.
“Sampai sekarang saya belum tahu kebijakan dari Pak Gub ya,” kata dia saat dikonfirmasi, Minggu 27 Juni 2021 sore.
Dia mempertanyakan ketersediaan vaksin yang akan digunakan dalam pilot project tersebut, yakni apakah menggunakan kuota jatah milik Pemprov Bali atau dari Pemerintah Pusat.
“Apakah vaksinnya mengambil jatah Pemprov Bali atau ada kuota lain, ini yang saya belum tahu,” akunya.
Ia juga menyinggung petugas yang akan menjadi vaksinator apakah menggunakan tenaga dari Pemprov Bali atau dari pemerintah pusat.
Putu Astawa berharap Pemerintah Pusat segera mengatur soal pilot project tersebut.
Astawa menilai, jika pilot project tersebut dilaksanakan, pihaknya optimistis bisa memulihkan pariwisata Bali.
“Kalau sepanjang itu sesuai ketentuan yang ada saya pasti mendukung, tentu ini akan dikaji oleh Kemenkes. Kan mereka yang tau soal vaksin. Kalau saya berpikir aspek kedatangan pengunjung ya oke-oke aja,” kata Astawa.
Hingga saat ini rencana pembukaan Bali untuk wisatawan belum ada kepastian. Sudah direncanakan pada Juli 2021.
Namun, bisa saja berubah disesuaikan kondisi pandemi Covid-19.
Butuh Wisatawan
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Provinsi Bali akan menjadi pilot project wisata berbasis vaksin atau vaccine based tourism.
“Jadi, kami ditugaskan menyiapkan program wisata vaksinasi ini. Oleh karena itu, kita hadirkan program wisata berbasis vaksin. Dan Bali terpilih (sebagai pilot project), karena saat ini Bali sangat membutuhkan wisatawan karena kontraksi ekonomi yang sangat mendalam, tapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya juga akan diberlakukan program tersebut,” kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Selasa 22 Juni 2021 lalu.
Menurut Sandiaga, kebijakan ini merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Bali yang terus mengalami kontraksi mendalam akibat pandemi Covid-19.
Tercatat pada kuartal keempat tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Bali -12,21 persen.
Sementara pada kuartal kedua tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Bali diprediksi -6 sampai -8 persen.
Lewat wisata berbasis vaksin, wisatawan akan ditawarkan paket wisata dan pemberian vaksin Covid-19.
Namun, pemberian vaksin dalam paket ini diprioritaskan untuk wisatawan lokal.
Sedangkan vaksin untuk wisatawan mancanegara akan bekerja sama dengan asosiasi yang dikemas dalam bingkai vaksin mandiri sehingga tidak akan mengambil porsi vaksin gratis untuk warga Indonesia.
Meski begitu, rencana tersebut terus difinalisasi dan akan diluncurkan bersama Gubernur Bali.
Terkait pembukaan pariwisata Bali juga masih dalam tahap finalisasi.
Pembukaan pariwisata Bali tergantung pada situasi pandemi Covid-19, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sandiaga menyebutkan, jika nantinya kondisi tidak memungkinkan, rencana tersebut akan ditinjau kembali.
“Persiapan koridornya sudah berada di level 90 persen. Sedangkan untuk penyiapan charter flight sebagai uji coba juga sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, namun pencet tombolnya ini tergantung dari situasi Covid-19 terkini. Jadi, kita memutuskan bahwa jika situasinya melandai baru kita akan finalkan dan jika belum melandai tentunya kita akan sesuaikan,” ujarnya.
Sementara Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih ikut mengomentari adanya program wisata vaksin.
Dikutip dari dari unggahan video di Instagram Menparekraf Sandiaga Uno @sandiuno, Minggu 27 Juni 2021, Daeng menilai, saat ini Indonesia perlu menambah ketersediaan tempat-tempat vaksinasi untuk masyarakat.
Hal ini penting untuk menciptakan adanya herd immunity atau kekebalan kelompok sebagai bentuk perlindungan tidak langsung dari Covid-19.
“Kalau mau mempercepat supaya herd immunity itu baik, maka memang kita harus mengubah strategi, untuk menyediakan tempat vaksinasi yang lebih banyak lagi,” kata Daeng
Menurut Daeng, wisata vaksin dapat menjadi bentuk partisipasi Kemenparekraf dalam upaya mewujudkan herd immunity.
“Kementerian pariwisata sangat bisa berpartisipasi, mungkin ada program wisata vaksin,” ujarnya.
Sandiaga mengatakan, program wisata vaksin merupakan instruksi dari Presiden Joko Widodo.
Berdasarkan data yang dimilikinya, masyarakat Indonesia tergiur mengambil wisata berbasis vaksin di luar negeri seperti Amerika Serikat.
“Sudah terpantau big datanya bahwa masyarakat indonesia sangat tergiur dengan wisata vaksin ke luar negeri, termasuk ke Amerika yang jauh di sana dengan diberi iming-iming vaksin Pfizer, Moderna, silakan pilih. Vaksinnya gratis, tetapi paket wisatanya puluhan juta,” demikian Sandiaga. (*)