Corona di Bali
BOR 99 Persen RSUD Wangaya Denpasar, Badung Siapkan 400 Bed untuk Isolasi Terpusat
Penerapan PPKM Darurat di Provinsi Bali sudah hampir selesai, tetapi kasus positif Covid-19 justru meningkat
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Penerapan PPKM Darurat di Provinsi Bali sudah hampir selesai, tetapi kasus positif Covid-19 justru meningkat.
Salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Denpasar yang mulai kewalahan karena membeludaknya pasien Covid-19 yakni RSUD Wangaya.
Saat ini ruang isolasi, ICU dan IGD di RSUD Wangaya terisi penuh oleh pasien Covid-19 hingga membuat RSUD Wangaya membuat IGD sementara bagi pasien non Covid-19.
Namun, IGD sementara yang dibuat tersebut kini juga sudah diisi oleh 2 pasien suspect Covid-19.
Baca juga: PPKM Darurat, Mobilitas Warga Turun 20 Persen di Denpasar, Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi
Plt Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Wangaya, Putu Oka Hendra mengatakan, saat ini di IGD RSUD Wangaya telah terisi 12 pasien.
"Pada pukul 12.45 Wita ini, jumlah pasien suspect Covid-19 di IGD 12 orang. 2 pasien suspect di IGD sementara, 10 di IGD biasa. Kini, petugas medis yang merawat pasien positif maupun suspect Covid-19 sudah kelelahan. Pasien belum diketahui apakah akan diturujuk ke rumah sakit lain atau tetap dirawat di sini," ujarnya, Senin 19 Juli 2021.
Ia mengaku kasihan dengan tenaga kesehatan yang bertugas di IGD karena kelelahan.
Sementara untuk rujukan hanya tenaga medis yang mengetahui hal tersebut.
Diupayakan juga melihat situasi di RS lain, apakah terdapat kamar yang kosong atau tidak.
"Sebenarnya RSUD Wangaya telah menyediakan 73 tempat tidur untuk pasien Covid-19. 73 tempat tidur tersebut terdiri dari 12 tempat tidur ICU dan 61 tempat tidur isolasi. Dari jumlah itu, 72 tempat tidur telah terisi sehingga tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di ruang isolasi dan ICU sudah 99 persen," imbuhnya.
Saat ini jumlah pasien Covid-19 ke RSUD Wangaya terus meningkat.
Karena itu pihaknya menggunakan IGD sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.
Hingga pukul 12.45 Wita, IGD telah penuh berisi sebanyak 10 pasien Covid-19.
Karena itu, agar tidak ikut tertular, pasien di luar Covid-19 yang masuk IGD dibuatkan IGD sementara.
Tempat IGD sementara bisa menampung sekitar enam tempat tidur.
"Namun sayangnya, karena kapasitas IGD permanen penuh, 2 pasien suspect Covid-19 juga ditempatkan di IGD sementara. Padahal IGD tersebut dibuat untuk pasien non Covid-19. Kita kan juga menjaga pasien non Covid-19 masuk IGD, sedangkan di IGD banyak pasien Covid-19. Supaya jangan sampai pasien non Covid-19 itu ikut terpapar," katanya.
Meski pasien umum kegawatdaruratan dibawa ke IGD sementara, Oka Hendra memastikan, penanganan yang diberikan sama dengan IGD yang ada.
Baca juga: UPDATE Kasus Positif Covid-19 di Denpasar Bertambah 409 Orang, 188 Pasien Sembuh & Meninggal 7 Orang
Sebab, pihaknya telah mempunyai berbagai alat portabel yang bisa digunakan.
Oka mengakui IGD sementara ini tempatnya kurang bagus dibanding IGD aslinya.
Pihaknya berusaha memberi pelayanan yang sama dengan IGD aslinya.
Privasi pasien juga tetap dijaga.
Sementara itu, tempat isolasi mandiri (isoman) terpusat di Badung saat ini yang difungsikan baru 2 lokasi berjumlah 280 bed, yakni di salah satu hotel Jalan Bakung Sari Kuta dengan kapasitas 160 bed dan Wisma Bima 1 memiliki 120 bed.
Jika Wisma Bima 1 kurang, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Badung akan meningkatkan kapasitas bed dengan mengoperasikan Wisma Bima 2 yang kapasitasnya juga sama 120 bed.
"Jadi hampir 400 bed kita akan maksimal untuk pasien Covid-19 yang tanpa gejala dan bergejala ringan. Karena yang bergejala sedang dan berat kan harus dilakukan perawatan di rumah sakit," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dr Nyoman Gunarta, Minggu 18 Juli 2021.
Saat ini keterisian pasien isoman di hotel yang berada di Jalan Bakung Sari sampai kemarin malam 147 orang, sementara di Wisma Bima 1 baru 35 orang karena baru dibuka untuk isoman, kemarin.
Diperkirakan dari daftar yang sudah masuk untuk di Wisma Bima 1 mungkin akan terisi 50 orang lebih, kemarin.
"Mudah-mudahan tidak nambah lagi yang penting cukup 400 bed ini. Tergantung eskalasi karena prinsip dari Bapak Bupati, kita harapkan masyarakat Badung yang membutuhkan isolasi mandiri bisa terpusat di tempat ini (tiga tempat)," imbuh dr Gunarta.
"Kalau untuk tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) secara keseluruhan Badung kini mencapai di atas 75 persen, bahkan untuk ICU sudah 90 persen," sambungnya.
Tetapi untuk di RSUD Mangusada sendiri BOR-nya sampai malam tadi sudah di angka 71,5 persen dan masih bisa menampung pasien Covid-19 bergejala sedang sampai berat.
Melihat kondisi itu, pihaknya telah menyiapkan rencana kontigensi jika terjadi eskalasi kasus meningkat signifikan nanti.
Baca juga: Kodim Klungkung Salurkan Bantuan Obat Bagi Warga Terpapar Covid-19 di Desa Tangkas
"Kita sudah juga punya rencana kontigensi jika terjadi eskalasi kasus. Cuma tidak hanya berbicara soal bed saja, tapi kita juga harus bicara juga tentang kesiapan lainnya, seperti tenaga kesehatannya, sarana pendukungnya, oksigennya. Bukan masalah bednya saja," jelas dr Gunarta.
Rencana kontigensi tersebut pun telah dikoordinasikan dengan Bupati dan Sekda Badung, dan diambil keputusan akan menyiapkan dan memfungsikan gedung DFG (gedung baru RSUD Mangusada).
Tetapi dalam memfungsikan gedung DFG tersebut harus kita lihat betul-betul eskalasinya seperti yang sudah saya sampaikan tadi tidak hanya persoalan penambahan bed, tapi SDM-nya, fasilitas sarana dan prasarananya seperti listrik, AC, oksigen dan lain sebagainya.
Pada dua tempat terpusat isoman yang sudah difungsikan saat ini, terdapat tenaga kesehatan dibantu BPBD dan Satpol PP jaga 24 jam, untuk dokter jaga hanya sampai pukul 14.00 Wita, tetapi kita juga siagakan dokter on call 24 jam. (sar/zae)
Kumpulan Artikel Corona di Bali