Olimpiade Tokyo 2020

Siang Ini Ganda Putri Indonesia Berjuang Jaga Tradisi Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Enjoy Your Game!

Moment menegangkan akan tersaji di babak final ganda putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Senin 2 Agustus 2021 siang ini.

ALEXANDER NEMENOV/AFP
Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu (kiri) berpose dengan Greysia Polii setelah memenangi laga penyisihan grup bulu tangkis melawan Sayaka Hirota dan Yuki Fukushima dari Jepang pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 27 Juli 2021. 

Menurutnya, karena sudah sering bertemu, dari tipe permainan tak ada lagi yang bisa disembunyikan karena mereka sudah saling tahu.

"Kami ingin terus menjaga pikiran seperti datang awal ke Tokyo. Kami ingin menikmati permainan agar bisa menunjang performa di lapangan," ujar Greysia dikutip dari situs Komite Olimpiade Indonesia.

"Kami tak mau berpikir lawan seperti apa, begini atau begitu. Persiapan yang harus kami lakukan adalah menjaga ketenangan agar dapat mengontrol permainan serta mempersiapkan diri untuk pemuihan," katanya.

Selain itu, lanjut Gresyia, faktor chemistry juga berperan sangat kuat. Chemistry itu didapat di antaranya dengan lamanya mereka berpasangan.

Greysia sudah berduet dengan Apriyani sejak tahun 2017. Mereka saling mengisi.

Greysia berusia 33 tahun, punya jam terbang, dan pengalaman tinggi.

Apriyani 23 tahun punya speed, dan power yang masih mumpuni.

Sebelumnya, Greysia duet dengan Jo Novita, Nitya Krishinda Maheswari, dan Anggita Shitta Awanda.

Terkait bermain tenang, dan menikmati permainan ini, pelatih ganda putri Eng Hian meminta masyarakat Indonesia meredam harapan berlebihan kepada Greysia/Apriyani.

Eng Hian takut anak-anak asuhnya itu mengalami bumerang psikologis seperti yang dialami ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Marcus mengaku sangat ditekan untuk meraih medali emas ganda putra, seolah-olah tak boleh gagal.

Pengakuan itu diucapkan Marcus secara blak-blakan seusai kalah dua gim langsung 14-21 17-21 dari pasangan Malaysia yang kurang diunggulkan, Aaron Chia/So Wooi Yik pada perempat final Olimpiade lalu.

"Banyak tekanan yang menjadi beban kami untuk menang dan membawa pulang medali," kata Marcus.

Eng Hian akan membiarkan Greysia/Apriyani bermain dengan cara mereka sendiri di final.

Masalah nonteknis seperti ditekan harus meraih medali, katanya, justru berpotensi besar mengganggu pemain di lapangan. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved