Wiki Bali
Kelahiran Jumat Wage Wayang Wajib Sapuh Leger, Kisah Bhatara Kala dan Hyang Kumara
Sudah sejak lama, kelahiran wuku Wayang di Bali dipercaya sebagai kelahiran yang tenget atau angker.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
"Bhatara Kala lahir akibat nafsu tak terkendali dari Bhatara Siwa. Ketika Bhatara Siwa keluar dari Siwalaya untuk berjalan-jalan menaiki lembu Nandini. Beliau pergi bersama dengan Dewi Uma yang merupakan saktinya (istri)," jelasnya kepada Tribun Bali beberapa waktu lalu.
Kemudian saat Dewi Uma berjalan-jalan, angin kencang menyingkap kainnya dan memperlihatkan bagian tubuh Dewi Uma.
Hal itu membuat Dewa Siwa terpesona, dan tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya.
Oleh karena nafsu Dewa Siwa yang besar kala itu, membuat kama beliau jatuh ke samudera di bawahnya.
Seketika lautan bergejolak hebat dan berputar lalu melahirkan Bhatara Kala.
Singkat cerita, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma kemudian memelihara raksasa ini. Sebab perawakan Bhatara Kala sangat besar layaknya raksasa.
Suatu hari, Bhatara Kala bertanya tentang siapa ayahnya.
Setelah diketahui, bahwa Dewa Siwa adalah ayahnya maka Bhatara Kala langsung berniat ingin mencarinya ke Siwa Loka.
Dan Dewa Siwa pun mengakui anak tersebut, lalu diberi nama Bhatara Kala.
Bhatara Kala lahir tepat ketika Tumpek Wayang.
Kemudian Ia dianugerahi oleh Dewa Siwa bahwa Bhatara Kala bisa memakan siapa saja yang lahir saat wuku Wayang.
Tak disangka, ternyata Bhatara Siwa kembali memiliki putera bernama Hyang Kumara.
Lahirnya pun sama dengan Bhatara Kala, yakni ketika wuku Wayang.
Bhatara Kala kemudian ingin memakan Hyang Kumara, sesuai dengan izin ayahnya terdahulu.
Hyang Kumara yang ketakutan terus berlari menghindari Bhatara Kala karena tidak ingin dilahap sang kakak.