Berita Denpasar

Penjual Ikan Predator di Pasar Burung Satria Denpasar Ini Beromzet Hingga Rp30 Juta per Bulan

Apalagi saat pandemi Covid-19, pembeli ikan ini mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa sebelum pandemi.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Karsiani Putri
Rizal Fanany
Seorang penjual tengah memberikan makan pada Ikan Predator di Pasar Burung Satria Denpasar, Rabu 11 Agustus 2021. Penjualan ikan predator saat pandemi mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa sebelum pandemi.  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Belakangan ini, ikan predator semakin diminati oleh penggemar ikan.

Apalagi saat pandemi Covid-19, pembeli ikan ini mengalami peningkatan dibandingkan hari biasa sebelum pandemi.

Salah seorang penjual ikan predator di Pasar Burung Satria, Damar mengaku dalam sebulan bisa meraup omzet Rp20 juta hingga Rp30 juta.

“Dalam sebulan dapat kira-kira Rp20 juta sampai Rp30 juta. Itu baru dari ikan predator saja, belum lagi dari reptil yang saya jual seperti ular, kura-kura, maupun iguana,” kata Damar saat ditemui di Pasar Burung Satria pada Rabu, 11 Agustus 2021 siang.

Damar pun menjual aneka jenis ikan predator mulai dari ikan channa, ikan oscar, aligator, hingga pbass.

Untuk ikan yang dijual ini dirinya mengambil dari pembudidaya ikan di Jawa.

“Ini dibudidayakan di Jawa, tapi habitat asli ikannya ada dari Kalimantan, juga dari India, China, Myanmar,” tuturnya.

Sementara itu, yang paling banyak diburu oleh pecinta ikan, yakni jenis oscar dan vibas.

Kebanyakan pembeli menyukai jenis ikan ini karena ganas saat memangsa makanan.

“Termasuk saya juga suka melihat saat ikan predator ini memangsa mangsanya, ganas. Dulu ikan predator jenis ini tak laku, tapi belakangan mulai ramai bahkan mahal harganya,” katanya.

Adapun harga yang ditawarkan untuk jenis ikan predator ini bervariasi.

Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu tergantung pada ukuran dan warna.

Namun, Damar mengaku sempat menjual ikan predator perekornya hingga Rp7 juta.

Dimana ikan tersebut merupakan jenis platinum aligator berwarna putih dengan panjang 60 cm.

BACA JUGA: Dampak Dari PPKM Berjilid-jilid, Ekonom Celios Perkirakan Jumlah Penduduk Miskin Akan Bertambah

Damar menyebut, kebanyakan pembeli yang datang membeli ikannya dengan sistem borongan.

“Perharinya bisa laku 20 sampai 30 ekor, dan kebanyakan yang beli dengan sistem borongan. Kalau satuan, paling untuk ikan yang ukurannya agak besar,” katanya.

Untuk pakan ikan ini biasanya berupa ikan kecil ataupun belalang.

Sementara dalam hal pemeliharaan tak begitu sulit karena habitat asli ikan ini adalah air tawar khususnya di sungai.

BACA JUGA: Berikut Ini Jadwal Layanan SIM Drive Thru Polresta Denpasar Selama Bulan Agustus 2021

“Hanya perlu jaga kebersihan air dan penghangat suhu, tidak terlalu sulit. Bahkan ikan ini hanya makan seminggu tiga kali,” katanya.

“Kebanyakan awal peminatnya dari online baik instagram maupun facebook. Kemudian sekarang sudah mulai ramai di pasar sini,” imbuhnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved