Wawancara Tokoh

Bincang dengan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Bapak-bapak Sekarang Pintar Masak

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin berbagai tips bagaimana dirinya menjaga kebugaran. Di usianya yang ke-78, Ma'ruf tak pernah absen berolahraga

BPMI Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin - Bincang dengan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Bapak-bapak Sekarang Pintar Masak 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - MENJAGA kebugaran tubuh sangat penting di era pandemi supaya tak mudah tertular virus corona.

Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin berbagai tips bagaimana dirinya menjaga kebugaran.

Di usianya yang ke-78, Ma'ruf mengaku hampir tak pernah absen berolahraga.

Dalam sepekan, beberapa hari dia habiskan menjalani olahraga, mulai dari berjalan kaki, bersepeda statis, hingga berolahraga air.

Baca juga: Bincang dengan Wakil Presiden KH Maruf Amin, Ada Orang Ingin Lakukan Pengacauan

"Saya bersama keluarga harus olahraga sesuai dengan kemampuan usia saya. Kalau terlalu diforsir juga tidak baik," ujar Ma'ruf Amin saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Kamis 12 Agustus 2021.

Berikut lanjutan wawancara khusus dengan Wapres KH Ma'ruf Amin.

Apa yang Pak Wapres rasakan selama mendampingi Presiden Joko Widodo, terutama di masa pandemi Covid-19?

Sejak munculnya wabah Covid-19 ini kita di dalam bekerja mengalami perubahan.

Yang biasanya sering rapat-rapat, menghadiri kegiatan-kegiatan, sekarang ini dilakukan dengan virtual semuanya.

Tapi saya melihat ini mempercepat kita dalam rangka digitalisasi.

Bukan hanya di kegiatan kenegaraan, pendidikan juga, kemudian perekonomian, perbelanjaan juga dilakukan virtual.

Kita harus terus menggunakan masker, keluar menggunakan masker, kemudian kita menjaga jarak, 3M lah.

Bahkan cucu saya kalau datang harus PCR. Ini cucu saya yang belum mau dPCR, terpaksa nggak bisa bertemu dengan saya. Virtual terpaksa.

Misalnya ulang tahun, itu pakai virtual. Inilah situasi yang kita alami saat ini, banyak yang mengubah tatanan kehidupan kita.

Seperti bapak-bapak dulunya makan di warung, sekarang jadi pintar masak.

Jadi ini juga melatih kesabaran kita untuk bisa menahan diri dari keinginan-keinginan kita yang tanpa batas.

Cucu Pak Wapres apakah menolak PCR?

Dulu tidak mau.

Banyak cucu saya, sampai yang masih digendong terpaksa di PCR juga.

Aturan itu saya minta dipatuhi.

Kemarin lebaran haji di rumah saja.

Kita bertemu virtual saja mengingat kasus sedang tinggi.

Tips menjaga kebugaran agar tidak tertular Covid-19?

Saya bersama keluarga harus olahraga sesuai dengan kemampuan usia saya. Kalau terlalu diforsir juga tidak baik.

Hampir tidak ada hari yang tidak olahraga.

Hari Senin-Selasa saya biasa sepeda statis, lalu jalan setengah jam.

Itu lumayan bisa dapat 350 kalori.

Kemudian hari Jumat jalan lebih dari 1 jam.

Kalau Sabtu-Minggu saya melakukan hidro yaitu olahraga di air 1 jam lebih.

Jadi selama satu minggu itu penuh tentu menjaga makan supaya kita sehat.

Saya makan secukupnya, bukan apa yang saya mau.

Saya tidak makan yang tidak disiapkan.

Kemudian juga menjaga lingkungan jangan keluyuran yang tidak jelas.

Kalau ada yang masuk dari luar harus PCR biar anak cucu semua steril.

Setiap satu minggu dilakukan tes.

Setengah bulan sekali PCR semua termasuk pegawai dan pengawal.

Terima tamu boleh tetapi harus PCR test bahkan menteri pun harus seperti itu.

Pokoknya protokol kesehatan betul-betul dijaga.

Mudah-mudah saya terus aman.

Sebetulnya orang selamat kalau patuh saja kok.

Kalau bahasa agamanya samikna wa atokna (kami mendengar dan kami taati), kuncinya di situ.

Bagaimana komunikasi Pak Wapres dengan Presiden selama pandemi ini?

Dalam hubungan kenegaraan, kita berjalan dengan baik.

Semua itu bisa dilakukan dengan virtual, seperti sidang-sidang kabinet terbatas.

Kecuali ada hal-hal kenegaraan yang tidak mungkin, seperti tadi pagi ada pemberian penghargaan, saya hadir di Istana dengan orang terbatas.

Saya melakukan kegiatan, seperti bertemu dengan gubernur-gubernur untuk mengecek selama PPKM itu kesulitan apa di daerah, ada kendala apa.

Saya cari solusinya, saya bawa menteri-menteri untuk berdiskusi secara virtual dengan tujuh gubernur di Jawa.

Kita tidak hanya memantau tapi juga melakukan diskusi.

Kemudian saya laporkan dalam sidang untuk ditindaklanjuti.

Kemudian tugas-tugas saya yang diberikan oleh Presiden, misalnya masalah Papua, masalah kemiskinan, reformasi birokrasi juga saya lakukan koordinasi-koordinasi dengan semua lembaga terkait untuk melakukan upaya perbaikan.

Ini saya lakukan semua dengan virtual, tapi komunikasi tetap jalan, saya laporkan dengan Presiden hal-hal itu.

Sehingga alhamdulillah komunikasi dengan Presiden selalu baik, berjalan dengan bagus.

Baca juga: Babinsa Akan Wawancara Masyarakat yang Terindikasi Kontak Erat Covid-19

Bagaimana langkah pemerintah mempercepat pembangunan administrasi Papua di semester pertama 2021?

Masalah Papua ada dua dasar pengaturannya pertama Inpres Nomor 9 yang saya ditugasi koordinasi membangun kesejahteraan masyarakat Papua dengan berbagai aspeknya.

Kemudian lahirnya otonomi khusus yang baru juga menugaskan saya sebagai ketua badan yang melakukan pengawasan.

Sekarang dinaikkan dana otonomi khususnya.

Manfaatnya bisa dirasakan langsung berdasarkan program pemerintah dan dengan pengawasan tata kelola.

Arahnya harus betul, tidak terjadi kebocoran di mana-mana khususnya di aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lainnya.

Kita ingin menghilangkan hambatan seperti politis, psikologis maupun yang bersifat teknis.

Jangan sampai pemerintah sudah memiliki afirmasi yang kuat tidak bisa terwujud, karena wacana pembangunan ini sudah sejak 2001.

Karena itu pemerintah membuat badan khusus untuk memudahkan koordinasi supaya efektif.

Tentang afirmasi skala satu yang menjadi komitmen pemerintah adalah ingin memberi kesempatan kepada putra putri Papua untuk berkiprah menjadi polisi, menjadi tentara, menjadi karyawan BUMN.

Kemarin saya melantik 400 karyawan BUMN dari Papua. Oleh karena itu standar yang dilakukan nasional itu diberikan sedikit afirmasi.

Ini semangat agar Papua tidak tertinggal dari wilayah lainnya.

Apa pandangan Pak Wapres tentang Sumsel yang sedang giat membangun, yang Insyaallah November ini akan dimulai groundbreaking Tanjung Carat?

Mengenai pembangunan di Sumsel kita sebenarnya mendorong ya semua daerah untuk berlomba.

Daerah-daerah itu memiliki kelebihan, apa yang mereka bisa sumbangkan untuk kepentingan nasional dan juga kepentingan daerahnya.

Ada yang di pertanian, ada yang di perikanan, ada yang di pertambangan, ada juga yang menjadi pusat buah-buahan.

Apakah Pak Wapres sempat mendengar kasus hibah Akidi Tio? Sempatkah mendiskusikannya dengan Pak Presiden?

Saya kira berita itu menjadi sesuatu yang sangat mengecewakan.

Sebenarnya berita itu belum pasti, tapi sudah dilansir.

Itu kekeliruan informasi saja kan, karena itu saya harap kalau hal-hal yang belum pasti itu jangan diberitakan dulu.

Sempat orang itu merasa gembira berlebihan tahu-tahu beritanya tidak betul.

Saya tidak sempat sih bicara dengan presiden, tapi kan sudah diklarifikasi o beberapa pihak ya sudahlah, meski itu satu kesalahan yang menurut saya fatal sekali.

Kalau ada orang yang (mau menyumbang) itu kan sebenarnya ada mekanismenya.

Lewat pemda bisa, pemerintah pusat juga bisa, bisa juga lewat berbagai ada dompet-dompet bantuan itu, kelompok-kelompok masyarakat yang terorganisir itu kan juga menerima bantuan, bisa lewat situ, lewat pemda, bisa lewat pemerintah pusat.

Saluran itu sebenarnya banyak yang penting dan benar gitu loh, tapi jangan berbohong.

Hanya karena ingin terkenal tapi sebenarnya membohongi masyarakat, itu tak baik. (tribun network/vincentius jyestha)

Kumpulan Artikel Wawancara Tokoh

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved