Cara Mengatasi Benjolan
Cara Menghilangkan Benjolan di Ketiak Yang Terasa Nyeri Dan Menganggu
Benjolan semacam ini bisa saja karena adanya pembengkakan kelenjar getah bening di bawah ketiak, kista, infeksi, iritasi, sampai kanker.
TRIBUN-BALI.COM - Kemunculan benjolan di tubuh tidak jarang membuat penderitanya menjadi khawatir.
Apalagi bila benjolan tersebut terletak di bagian tubuh yang banyak digunakan untuk beraktivitas.
Terkadang benjolan di ketiak memang merupakan sebuah tanda penyakit.
Namun tidak selalu berbahaya, karena ada berbagai macam penyebabnya.
Ukuran benjolan di ketiak pun bisa bervariasi.
Terkadang menimbulkan rasa sakit dan terasa saat diraba.
Baca juga: Berbagai Penyakit yang Menyebabkan Benjolan di Selangkangan, Mulai Kista Hingga Hernia
Benjolan semacam ini bisa saja karena adanya pembengkakan kelenjar getah bening di bawah ketiak, kista, infeksi, iritasi, sampai kanker.
Namun kebanyakan, gangguan kesehatan seperti ini tidaklah berbahaya.
Tapi tetap anda perlu waspada apabila benjolan di ketiak membesar, nyeri, dan tak kunjung hilang.
Berikut beberapa penyebab kenapa ada benjolan di ketiak dan cara menghilangkannya.
Penyebab benjolan di ketiak Melansir Healthline, alasan kenapa ada benjolan di ketiak sebagian besar disebabkan pertumbuhan jaringan yang tidak normal.
Baca juga: 5 Perbedaan Benjolan Akibat Tumor Payudara Jinak dan Kanker Payudara
Penyebab benjolan di ketiak yang paling umum di antaranya:
- Infeksi bakteri atau virus Lipoma atau pertumbuhan jaringan lemak
- Fibroadenoma atau pertumbuhan jaringan fibrosa tidak ganas
- Reaksi alergi dari produk antiperspiran dll
- Efek samping vaksinasi
- Infeksi jamur
- Kanker payudara
- Limfoma atau kanker sistem limfatik
- Leukemia atau kanker darah
- Penyakit autoimun lupus
Untuk menentukan penyebab pasti benjolan di ketiak, dokter umumnya merekomendasikan pemeriksaan fisik.
Apabila hasil pemeriksaan fisik menunjukkan benjolan tidak berbahaya misalkan karena lipoma atau fibroadenoma, dokter biasanya tidak menyarankan perawatan.
Tapi, jika hasil pemeriksaan fisik mengarah pada infeksi, alergi, atau kanker, dokter umumnya mengarahkan penderita untuk melakukan tes lain.
