Berita Nasional

Kisah Ibu Fatmawati Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih Walau Sedang Dalam Kondisi Hamil Tua

Setelah menikah dengan Soekarno, menjadi Ibu Negara merupakan peran yang sangat berat dan penting bagi Fatmawati.

Editor: Wema Satya Dinata
Arsip Kompas
Ibu Fatmawati ketika sedang menjahit bendera Merah-Putih yang akhirnya menjadi Bendera Pusaka, bulan Oktober 1944 

TRIBUN-BALI.COM - Beginilah kisah Ibu Fatmawati menjahit bendera pusaka Merah Putih sebelum dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Bung Karno tidak dapat mempertahankan rumah tangganya dengan Inggit Garnasih.

Keduanya resmi bercerai pada 1943.

Selanjutnya Bung Karno menikahi Fatmawati dengan cara yang unik.

Baca juga: Sejarah Bendera Merah Putih yang Dijahit Fatmawati

Saat itu keduanya menikah dengan cara perwalian.

Bung Karno berada di Jawa dan Fatmawati berada di Bengkulu.

Fatmawati menikah dengan wakil Bung Karno, Opseter Sarjono, pada 1 Juni 1943.

Setelah prosesi pernikahan itu, Ibu Fatmawati dibawa ke Jakarta.

Setelah menikah dengan Soekarno, menjadi Ibu Negara merupakan peran yang sangat berat dan penting bagi Fatmawati.

Ia harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan terpisah dari Bung Karno untuk menghindari penangkapan.

Fatmawati jadi pejuang kemerdekaan

Selama masa memperebutkan kemerdekaan, Fatmawati berperan ganda.

Selain sebagai Ibu Negara, ia juga berperan dalam menyiapkan dan memberikan ransum untuk pejuang di pasukan terdepan pertempuran.

Tidak saja urusan makan, Fatmawati kerap juga menjadi orator ulung untuk menyemangati rakyat dan pejuang merebut kemerdekaan.

Kepiawaian berorasi Fatmawati ini membuat Bung Karno makin bangga dan mencintai Fatmawati.

Baca juga: Resmikan Monumen Fatmawati, Presiden Sebut Beliau sebagai Ibu Seluruh Rakyat Indonesia

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved