Berita Denpasar

Seniman Dalang Legendaris Denpasar Jero Dalang I Made Kembar Tutup Usia

Seniman pedalangan Jero Dalang I Made Kembar (69) berpulang pada Selasa 17 Agustus 2021 kemarin.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Karsiani Putri
Istimewa
Seniman pedalangan, Jero Dalang I Made Kembar semasa hidup 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Seniman pedalangan Jero Dalang I Made Kembar (69) berpulang pada Selasa 17 Agustus 2021 kemarin.

Pria asal Banjar Padangsumbu Klod, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat ini meninggal akibat sakit yang dideritanya. 

Anak almarhum, I Wayan Sutana mengatakan jika ayahnya meninggal akibat gejala stroke ringan. 

Sebelumnya sempat jatuh di tangga, kemudian sempat dilarikan langsung ke RS Surya Husada.

"Ayah saya dinyatakan mengalami gejala struk ringan dan meninggal pada pukul 17.00 sore," kata Sutana, Rabu 18 Agustus 2021.

Jero Dalang Made Kembar meninggalkan 2 orang istri dan empat orang anak. 

Rencananya, pelaksanaan upacara pengabenan akan digelar pada 24 Agustus 2021.

Sutana menambahkan, ayahnya adalah pembina pedalangan di Denpasar mulai tahun 2010. 

Almarhum melahirkan banyak dalang remaja berprestasi.

Diketahui Dalang Made Kembar merupakan seniman otodidak yang telah berkiprah di dunia pedalangan sejak 1973. 

Selain itu, suami dari Nengah Gubrik dan Ni Wayan Keni ini pernah menjabat sebagai Ketua Pepadi Denpasar sekitar tahun 2014.

Dalam memainkan seni wayang,  Dalang Made Kembar dikenal sebagai dalang yang paling tua dan eksis hingga kini di Denpasar.

Salah seorang seniman dalang di Denpasar Guru Anom Ranuara menuturkan,  dalang Made Kembar cukup eksis mendalang meski usianya tidak lagi muda. 

"Jero Dalang Made Kembar satu-satunya dalang yang usianya cukup tua dan masih eksis di Denpasar," kata Guru Anom.

Beberapa waktu lalu, Jero Dalang Made Kembar sempat tampil mengisi Denpasar Maprawerti, yaitu hajatan Denpasar Festival akhir tahun lalu.

Baginya tampil memainkan wayang  menjadi kebiasaan baru bagi seniman Dalang I Made Kembar. 

Sebab, sebagai tambahan yang wajib ia lakukan adalah penerapan prorokol kesehatan (Prokes) seperti memakai masker, mencuci tangan, dan hand sanitizer. 

Demikian pula pada saat pentas, harus mengatur jarak dengan pemaian lain, yakni jarak dengan penabuh (pemain gamelan), dan ketengkong (orang yang menyiapkan wayang). 

BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam

Bahkan, selalu dijaga ketat oleh Satgas (Satuan Tugas) Covid-19 dan Polisi untuk memastikan jalan petunjukan benar-benar menarapkan Prokes. 

Sejak Maret 2020 ketika Virus Corona mewabah di Pulau Dewata, Jero Dalang Kembar sudah tidak memainkan wayang lagi. 

BACA JUGA: Laklak Merah Putih Warung Secret Aan, Menyirat Pesan Perjuangan di Situasi Krisis

Namun, setelah Bali menerapkan tatananan kehidupan era baru, new normal, mulai Juni 2020 ia mulai pentas lagi. 

Jenis pertunjukan wayang dimainkan pun terbatas, yang tidak boleh wayang peteng (pentas malam), melainkan wayang lemah (pentas siang) yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara. 

Berbagai penghargaan dan piagam telah  diterimanya, salah satunya dari Menteri Penerangan Harmoko di Jakarta, kemudian tampil membawakan wayang kulit diberbagai wilayah baik di dalam negeri hingga ke luar negeri. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved