Afghanistan
Teroris Paling Diburu AS yang Kepalanya Dihargai Rp 72 Miliar, Muncul Bersama Taliban di Kabul
Khalil Haqqani merupakan salah satu anggota Jaringan Haqqani, kelompok yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror mematikan.
TRIBUN-BALI.COM, KABUL - Musuh-musuh Amerika Serikat (AS) mulai bermunculkan setelah Taliban berhasil menggulingkan pemerintahan Afghanistan.
Salah satu teroris yang paling diburu AS dilaporkan tiba di Kabul untuk membahas pemerintahan baru bersama Taliban.
Khalil Haqqani menjanjikan pemerintahan baru bagi Afghanistan, ketika memimpin shalat di masjid ibu kota pada Jumat (20/8/2021).
Diwartakan New York Times, kepada massa, Khalil mengatakan, prioritas mereka adalah memulihkan keamanan di Afghanistan.
Baca juga: Ratusan Militan Taliban Menuju Lembah Panjshir untuk Menggempur Pasukan Pro-Pamerintah Afghanistan
"Jika tidak ada keamanan, maka tentu takkan ada kehidupan. Karena itu, keamanan akan segera kami berikan," janjinya.
"Baru setelah itu kami bakal memberi ekonomi, perdagangan, pendidikan bagi pria dan perempuan. Takkan ada diskriminasi," lanjutnya.
Khalil Haqqani merupakan salah satu anggota Jaringan Haqqani, kelompok yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror mematikan.
Dilansir The Sun Minggu (22/8/2021), mereka melancarkan serangan yang merenggut nyawa warga sipil, pejabat pemerintah, hingga pasukan asing.
Pemerintah AS menetapkan Jaringan Haqqani sebagai kelompok teroris, yang juga mendapatkan sanksi dari PBB.
Berdasarkan situs Rewards for Justice, kepala Khalil dihargai 5 juta dollar AS, atau sekitar Rp 72 miliar.
Baca juga: Perbandingan Pasukan Elite Taliban dengan Tentara Elite Afghanistan
Dia merupakan salah satu petinggi Taliban, dan sering menerima perintah dari keponakannya, Pemimpin Jaringan Haqqani, Sirajuddin Haqqani.
Selain itu menurut situs Rewards for Justice, Khalil sering bertindak atas nama Al Qaeda, dan sering dikaitkan dengan teroris tersebut.
Selain Khalil, pimpinan lain Jaringan Haqqani, Anas Haqqani, dilaporkan juga terlihat di Kabul pada Jumat.
Kelompok itu didirikan oleh Jalaluddin Haqqani, yang memperoleh ketenaran pada 1980-an sebagai pahlawan penentang Uni Soviet.
Pada saat itu, dia merupakan aset penting bagi CIA (dinas intelijen AS) maupun Pakistan, yang mempersenjatai dan mengirimkan uang ke anggotanya.