Berita Denpasar
Hari Raya Saraswati, Ribuan Koleksi Buku di Perpus Desa Sumerta Kelod Denpasar Diupacarai
Hari Raya Saraswati, Ribuan Koleksi Buku di Perpus Desa Sumerta Kelod Denpasar Diupacarai
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini Sabtu 28 Agustus 2021 umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Saraswti, yakni hari turunnya ilmu pengetahuan.
Sebagai penghormatan terhadap Dewi Saraswati, umat merayakannya dengan menghaturkan banten Saraswati.
Demikian halnya dilakukan di perpustakaan Sabha Widya Sradha Desa Sumerta Kelod, Denpasar.
Pengelola perpustakaan menghaturkan banten Saraswati untuk koleksi buku yang ada di perpustakaan yang berlokasi di Jalan Drupadi depan SMKN 4 Denpasar.
Koordinator Perpus Sabha Widya Sradha, I Wayan Wira Adnyana mengatakanperayaan Saraswati memang rutin dilaksanakan di perpustakaan ini.
Terlebih lagi, momennya bertepatan dengan odalan di Kantor Desa Sumerta Kelod.
Adnyana mengatakan, jumlah koleksi buku di perpustakaan ini hampir 2.000-an.
Baca juga: Memaknai Hari Raya Saraswati: Menghormati Ilmu Pengetahuan hingga Mitos Tidak Boleh Membaca
"Perpustakaan ini sudah ada sejak tahun 2016. Ini bermula dari pojok baca dan akhirnya tahun 2020 kemarin kami membentuk pengurus untuk mengelola perpustakaan ini," kata Adnyana.
Ia mengatakan buku ini berasal dari sumbangan masyarakat dan juga bantuan dari Dinas atau instansi terkait serta beberapa dari APBDes.
Pihaknya juga membuat bank buku bagi masyarakat yang menyumbang buku.
"Lewat bank buku ini masyarakat bisa menyumbang buku, nanti buku ini dipilah dan diletakkan di rak yang sesuai," katanya.
"Ada saja masyarakat yang menyumbang. Buku sumbangan kemudian kami sortir dan berikan nomor dan kami tata di rak buku," imbuhnya.
Perbekel Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana mengatakan sebelum Covid-19, kunjungan ke perpustakaan ini cukup banyak, dalam sehari bisa sampai 20 orang yang kebanyakan dari siswa.
Saat pandemi Covid-19 perpustakaannya sempat ditutup, yang kemudian dibuka kembali dikarenakan banyak siswa yang ingin mencari referensi membuat tugas.
Setelah dibuka kembali, siswa pun datang ke sana bahkan mereka juga membuat tugas di perpustakaan ini.
Sebagai penunjang, perpustakaan ini pun dilengkapi dengan wifi sehingga bisa dipergunakan siswa untuk belajar online.
Sebelum Covid-19, kunjungan ke perpustakaan ini cukup banyak, dalam sehari bisa sampai 20 orang yang kebanyakan dari siswa.
Saat pandemi Covid-19 perpustakaannya sempat ditutup, yang kemudian dibuka kembali dikarenakan banyak siswa yang ingin mencari referensi membuat tugas.
Setelah dibuka kembali, siswa pun datang ke sana bahkan mereka juga membuat tugas di perpustakaan ini.
Sebagai penunjang, perpustakaan ini pun dilengkapi dengan wifi sehingga bisa dipergunakan siswa untuk belajar online.
“Saat pandemi kami batasi sampai 10 orang yang datang ke sini,” katanya.

Beragam Koleksi
Perpustakaan desa ini memiliki beragam koleksi buku, mulai dari buku anak-anak, agama, sastra, buku remaja, hingga buku pengetahuan umum termasuk buku dengan huruf braile untuk tuna netra.
Dalam pemanfaatan perpustakaan, pengelola juga menjalin kerjasama dengan sekolah di wilayah Desa Sumerta Kelod yakni dengan SMKN 4 Denpasar, SMK PGRI 3 Denpasar dan 5 Sekolah Dasar.
Untuk mengelola perpustakaan ini, juga disiapkan seorang pustakawan setiap harinya.
Perpustakaan ini buka setiap Senin sampai Sabtu, pukul 09.00 hingga pukul 16.00 Wita.
Selain sebagai tempat membaca, di perpustakaan ini juga dilakukan berbagai kegiatan dan pembelajaran.
Seperti belajar menulis aksara, makidung, belajar bahasa inggris, hingga belajar menggambar.
Untuk kegiatan ini pihaknya melibatkan Karang Taruna di desa dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki mereka.
Tahun 2020 lalu perpustakaan ini mewakili Kota Denpasar dalam lomba perpustakaan di tingkat Provinsi Bali.
"Di tingkat Provinsi kami dapat juara satu dan mewakili Bali ke tingkat nasional, tapi di nasional kami belum mendapat juara," katanya.
Saat ini perpustakaan ini sedang merambah ke sistem digital.
"Kami masih progres ke sistem online, agar masyarakat Desa Sumerta Kelod juga bisa membaca koleksi perpustakaan dari rumah masing-masing," katanya. (*)