PHRI Usulkan Bali Dijadikan Pintu Masuk Penumpang Penerbangan Internasional

Dengan direct flight itu kita bisa sambil melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan dalam menerima penumpang dari luar negeri.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
Gambar oleh ThePixelman dari Pixabay
Foto ilustrasi pesawat terbang 

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Badung telah mengusulkan untuk WNA yang melakukan bussines traveling dan diplomatic traveling dapat langsung terbang ke Bali.

Saat ini untuk para WNA dari klasifikasi tersebut dapat masuk ke Indonesia lewat 4 Bandara yakni Jakarta, Surabaya, Medan dan Manado.

Menurut Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, Bali sudah sangat siap menerima kedatangan bussines traveler dan diplomatic traveler.

"Bali saat ini sudah sangat siap untuk itu karena kebanyakan tujuannya pada ke Bali. Sehingga karantinanya di Bali entah itu 5 hari atau 8 hari nanti diputuskan, itu keinginan kita. Dan kita sudah siap, dari sisi hotel karantina sudah siap yang kedua hotel isolasi terpusat (Isoter) juga sudah siap," ujarnya saat dihubungi tribunbali.com, Selasa 31 Agustus 2021.

Agung Rai menambahkan hotel karantina dan isolasi terpusat itu beda peruntukannya, jika mereka ke Bali dan setibanya di sini hasil PCR negatif masuk hotel karantina.

Tetapi jika dia PCR nya positif tapi tanpa gejala itu mereka masuk hotel isoter sehingga monitoringnya lebih mudah.

Namun apabila hasil PCR positif tetapi memiliki gejala dia masuk rumah sakit dan menjalani perawatan di sana.

"Mekanismenya itu nanti jelas dan ini mereka tercover dengan asuransi nya mereka sehingga tidak membebani pemerintah atau negara kita. Kalau dia tujuannya ke Bali tapi karantina nya di Jakarta setelah karantina di sana baru dia boleh ke Bali melakukan penerbangan domestik itu tidak efisien menurut saya," papar Agung Rai.

Maka dari itu saya usulkan untuk percepatan pemulihan dan transformasi ekonomi Bali kepada Bappenas perlu bahwa Provinsi Bali itu dapat masuk kedalam pintu masuk bagi penumpang penerbangan internasional.

Jika hal ini dapat terwujud dan terlaksana tentu perekonomian Bali dapat sangat terbantu di tengah kondisi sekarang yang perekonomiannya sangat terpuruk.

"Hal ini sudah saya usulkan waktu rapat dengan Bappenas dalam percepatan, pemulihan dan transformasi ekonomi Bali. Dan saat itu saya usulkan empat program," imbuhnya.

Pertama diusulkan segera kita harus tingkatkan kunjungan wisatawan domestik, kedua diusulkan esensial bisnis traveler dan diplomatic traveler terbang langsung ke Bali tidak melalui mana-mana lagi tetapi langsung ke Bali.

Dengan direct flight itu kita bisa sambil melakukan uji coba penerapan protokol kesehatan dalam menerima penumpang dari luar negeri.

Lalu usulan ketiga program Travel Corridor Arrangement (TCA) Bali dengan beberapa negara dan usulan keempat jika Covid-19 disini sudah terkendali bisa dilakukan uji coba open border dengan segmented market (market terbatas hanya dengan beberapa negara).

"Apa yang menjadi usulan tersebut sekarang ini tengah dibicarakan oleh Bappenas di Jakarta. Dimana Bappenas sedang merancang pertumbuhan perekonomian di Indonesia termasuk Bali karena Provinsi Bali kan sangat terpuruk," ungkap Agung Rai.

Pihaknya pun memiliki syarat ketat untuk hotel yang dijadikan sebagai karantina dan isoter, diantaranya hotel tersebut sudah tersertifikasi CHSE dari Kemenparekraf RI, karyawan hotelnya sudah tervaksin Covid-19, memiliki fasilitas lengkap dan memiliki kerjasama dengan Rumah Sakit rujukan Covid-19.

"Jika hal itu terwujud otomatis akan dapat membantu perekonomian Bali, hunian hotel tumbuh, pekerja hotel dipanggil lagi untuk bekerja sehingga secara bertahap akan bisa membantu geliat ekonomi. Maka dari itu kita usulkan itu agar Masyarakat Produktif Aman Covid (MPAC)," jelas Agung Rai.

Nyoman Suharta salah satu pelaku pariwisata Bali mendukung usulan tersebut, karena menurutnya saat para pelaku perjalanan luar negeri melakukan isolasi mandiri di Jakarta dengan biaya sendiri akan menjadi pendapatan bagi Pemda setempat.

Jika hal tersebut (isolasi mandiri WNA yang tujuannya ke Bali) bisa dialihkan langsung ke Bali tentunya akan sangat membantu dan membangkitkan perekonomian di Pulau Dewata.

"Kedatangan dari luar negeri belum bisa langsung ke Bali hanya bisa lewat 4 bandara salah satunya Jakarta. Kalau pemerintah pusat bisa memasukkan Bali ke Bandara pintu masuk penumpang penerbangan internasional dan isolasi nya di Bali. Tentunya akan menggeliatkan perekonomian Bali nantinya," ungkap Nyoman Suharta.

Ia menambahkan bahwa fasilitas isolasi mandiri dan isolasi terpusat di Bali untuk menerima kedatangan WNA dengan kepentingan bisnis, diplomatik dan lainnya sudah sangat siap tidak perlu dikhawatirkan.

Jika memang Bali tidak bisa menjadi pintu masuk penumpang penerbangan internasional secara langsung, minimal mereka yang memang tujuannya ke sini tidak ke daerah lain dapat langsung ke Bali dan melakukan isolasi mandiri di sini tidak di Jakarta atau kota lain yang menjadi pintu masuk penumpang penerbangan internasional.

Mengingat ekonomi Bali sangat terpuruk sekali sekarang dan belum menunjukkan tren yang positif, tingkat hunian hotel sedikit sekali bahkan tidak ada dan banyak hotel tidak beroperasi bahkan dijual juga.

Maka daripada itu sangat diharapkan sekali langkah tersebut dapat diwujudkan dan segera terealisasi agar perekonomian Bali tidak semakin terpuruk.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved