Serba Serbi
Sehari Sebelum Pagerwesi Disebut Hari Suci Sabuh Mas, Upacara untuk Sarwa Berana atau Kekayaan
Sehari Sebelum Pagerwesi Disebut Hari Suci Sabuh Mas, Upacara untuk Sarwa Berana atau Kekayaan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tidak takabur dengan kesenangan yang bersifat kebendaan.
Selain itu yang terpenting selain harta benda yang berupa kekayaan juga ada harta berupa ilmu pengetahuan.
Setelah merayakan hari turunnya ilmu pengetahuan atau Saraswati hendaknya ilmu tersebut diselami dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Setelah selesai melakukan persembahan kehadapan Ida Bhatara patut ngayab untuk diri sendiri.
Pagerwesi
Sementara itu, sehari setelah Sabuh Mas disebut hari suci Pagerwesi.
Dalam lontar Sundarigama dijelaskan:
Buda Kliwon, ngaran Pagerwesi, Sang Hyang Pramesti Guru, sira mayoga, kairing dening watek dewata nawasanga, gawerdiaken uriping sarwa tumitah, tumuwuh maring bhuana kabeh, irika wenang sang sedaka mengarga puja parikrama, pasang lingga, ngarcana padue Ida Betara Parameswara.
Artinya:
Pada hari Rabu (Buda) Kliwon wuku Sinta, diaebut dengan Pagerwesi, saat hari raya ini yang dipuja yaitu Sang Hyang Pramesti Guru atau Siwa dan diiringi oleh Dewata Nawasanga.
Tujuannya yaitu untuk menyelamatkan segala makhluk yang lahir dan tumbuh di alam ini.
Oleh karena itu patutlah para sulinggih melakukan pemujaan untuk semua cipataan Bhatara Prameswara.

Dalam website PHDI, phdi.or.id juga disebutkan Pagerwesi ini memiliki artinya pagar dari besi yang melambangkan suatu perlindungan yang kuat.
Hari Raya Pagerwesi ini sering pula diartikan sebagai hari untuk memagari diri atau magehang awak.
Dengan ilmu pengetahuan itulah manusia magehang awak atau memagari diri agar selalu berjalan pada ajaran kebenaran atau dharma.