Berita Denpasar

Warga Serangan Denpasar Geruduk Portal Retribusi di Akses Masuk, Desa Adat Sebut Kurang Sosialisasi

Warga Serangan Denpasar Geruduk Portal Retribusi di Akses Masuk, Desa Adat Sebut Kurang Sosialisasi

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ratusan warga Serangan Denpasar melakukan aksi terkait pemasangan portal di pintu masuk Desa Serangan, Denpasar, Kamis 2 September 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ratusan warga Serangan dengan menggunakan pakaian adat ringan menggeruduk portal keluar masuk wilayah Serangan, Denpasar yang berada di sebelah timur Pura Sakenan, pada Kamis 2 September 2021.

Portal tersebut merupakan portal untuk pungutan retribusi masuk ke Desa Wisata Serangan.

Warga yang berasal dari Banjar Kawan dan Banjar Kaja telah mendatangi lokasi sekitar pukul 08.30 Wita dan menolak keberadaan portal tersebut.

Mereka mengatakan dengan adanya portal tersebut seperti mengisolasi warga Serangan.

Perwakilan dari Banjar Kaja yang juga Sabha Desa Banjar Kaja, Ketut Yasa yang menyampaikan orasi meminta agar portal tersebut tak dioperasikan kembali dan dicabut.

“Kami menyetujui dipasang portal retribusi, namun lokasi agar ditempatkan kantong-kantong parkir atau lokasi masuk obyek wisata dan bukan pada akses masuk Serangan,” kata Yasa.

Pihaknya pun mengancam jika portal tersebut difungsikan kembali, warga yang menolak tersebut akan turun dengan jumlah massa yang lebih banyak.

“Kami bukan satwa, bukan binatang. Pemerintah Kota Denpasar juga sudah banyak menindas kami warga Serangan. Tapal batas berkurang, sekarang akses kami dipersempit dengan dikurung portal,” katanya.

Warga yang melakukan aksi juga menyegel palang portal tersebut dengan tujuan tak dioperasikan lagi.

Untuk diketahui, ada sebanyak empat portal yang dipasang di wilayah Serangan yakni dua portal masuk dan dua portal keluar.

Bendesa Serangan, Made Sedana yang dikonfirmasi mengaku tak ada di lokasi saat aksi tersebut berlangsung.

“Terkait kejadian itu, saya tidak di lokasi tadi, saya masih di Gilimanuk ada ngaben ini. Apa yang terjadi tadi pagi saya tidak bisa menjelaskan, nanti sore atau besok baru balik saya dan dapat informasi,” kata Sedana yang dikonfirmasi via telepon.

Baga Desa Adat Serangan, Nyoman Nada mengatakan pihaknya akan menunggu situasi kondusif kembali.

Setelah situasi kondusif pihaknya akan menggelar rapat dengan prajuru dan tokoh-tokoh di sana untuk menampung aspirasi yang belum terakomodir.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved