Kerajaan Inggris

Inggris Ternyata Sudah Siapkan Rencana "Operasi Jembatan London" jika Ratu Elizabeth II Meninggal

Dokumen yang diperoleh Politico menunjukkan, Kantor Kabinet untuk operasi menyusun strategi 10 hari yang mulai berlaku sehari setelah ratu meninggal

Editor: Bambang Wiyono
Ratu Inggris Elizabeth II 

TRIBUN-BALI.COM, LONDON - Meski tidak ada laporan tentang Ratu Elizabeth II yang berusia 95 tahun itu dalam kesehatan yang buruk, namun Pemerintah Inggris sudah memiliki rencana jika pemimpin monarki itu meninggal.

Rencananya disebut dengan istilah "Operasi Jembatan London".

Dokumen yang diperoleh Politico menunjukkan, Kantor Kabinet untuk Operasi telah menyusun strategi 10 hari yang mulai berlaku sehari setelah ratu meninggal.

Itu termasuk bagaimana pengumuman akan dibuat, perencanaan pemakamannya dan segala sesuatunya.

Rangkaian 10 hari setelah kematian Ratu Elizabeth akan disebut “D-Day”.

Setiap hari setelahnya akan diberikan nama itu, ditambah angka untuk menunjukkan berapa hari telah berlalu sejak kematian Sang Ratu.

Baca juga: Protokol Jika Ratu Elizabeth II Meninggal Terungkap, Medsos Kerajaan Inggris Berwarna Hitam

Melansir NY Daily News pada Sabtu (4/9/2021), rencana tersebut akan dimulai dengan asisten pribadi Ratu Elizabeth II memulai "panggilan beruntun" kepada perdana menteri hingga pejabat tinggi lainnya, yang diberitahu tentang kematian ratu.

Perdana menteri juga akan menjadi pejabat pemerintah pertama yang membuat pernyataan publik.

Sekretaris permanen kementerian harus memberi tahu menteri mereka, "Kami baru saja diberitahu tentang kematian Yang Mulia Ratu."

Bendera di Whitehall akan diturunkan menjadi setengah tiang setelah email dari sekretaris kabinet memberi tahu para menteri dan pegawai negeri senior: "Rekan-rekan yang terhormat, dengan sedih saya menulis untuk memberi tahu Anda tentang kematian Yang Mulia Ratu."

Nantinya, publik akan diberitahu tentang kematiannya melalui "pemberitahuan resmi" yang disampaikan oleh keluarga kerajaan Inggris.

Bahkan ada rencana unggahan media sosial sudah disiapkan. Situs web keluarga kerajaan Inggris akan mengunggah pengumuman singkat dengan latar belakang halaman hitam.

Hanya hal-hal mendesak yang akan dipublikasikan di semua platform. Hanya retweet yang disetujui oleh kepala komunikasi pemerintah Inggris yang diizinkan.

Baca juga: Intervensi Kerajaan Inggris, Pangeran William Turun Tangan Evakuasi Perwira dari Kabul Afghanistan

Politico juga melaporkan bahwa ada juga garis besar untuk Operasi “Spring Tide”. Ini merupakan rencana untuk menjadikan Pangeran Charles sebagai raja baru Inggris.

Charles akan bertemu dengan perdana menteri pada pukul 6 sore, setelah ratu meninggal. Setelah itu, dia akan berbicara kepada rakyatnya.

Pada D-Day+1, hari pertama setelah kematian Ratu Elizabeth, perdana menteri dan kabinet akan bertemu dengan raja baru pada pukul 15:30 waktu setempat. Pasangan tidak diperbolehkan.

Peti mati ratu datang ke Istana Buckingham pada D-Day+2. Bagaimana itu akan diangkut tergantung di mana ratu meninggal.

Raja Charles dilaporkan akan menerima mosi belasungkawa di Westminster Hall pada pagi hari D-Day+3.

Dia akan menuju ke Irlandia pada D-Day+4 untuk menyampaikan belasungkawa dan menghadiri kebaktian di Belfast. Juga hari itu, akan ada latihan prosesi peti mati dari Istana Buckingham ke Istana Westminster yang disebut “Operasi LION” yang dilanjutkan dengan kebaktian.

Baca juga: Pangeran William Campur Tangan, Temannya yang Seorang Perwira Selamat Dievakuasi dari Afghanistan

Ratu Elizabeth akan disemayamkan selama tiga hari di Istana Westminster atau disebut “Operation Feather”. Publik akan dapat melihat ratu mereka selama 23 jam setiap hari.

Latihan pemakaman berlangsung pada D-Day+6. Sementara upacara kenegaraan itu sendiri berlangsung pada D-Day+10 di Westminster Abbey.

Masa 10 hari itu memungkinkan pemerintah Inggris untuk menyelesaikan tugas mereka mereka dalam rangka menjelang pemakaman. Itu termasuk merencanakan undangan, memilah transportasi, mempersiapkan wisatawan dan meningkatkan keamanan nasional.

Ratu akan dimakamkan di Kapel Memorial Raja George VI di kastil.

Ratu Elizabeth II adalah raja Inggris yang paling lama hidup dan paling lama memerintah. Menurut buku baru "The Queen" oleh Matthew Dennison, Elizabeth memberi tahu sepupunya Margaret Rhodes bahwa dia akan tetap menjadi ratu "kecuali terkena Alzheimer atau stroke."

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/global/read/2021/09/04/110123870/inggris-ternyata-sudah-siapkan-rencana-jika-ratu-elizabeth-ii-meninggal?page=all#page2 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved