Afghanistan
KISAH Asmara Tentara Afghanistan dan Perawat AS, Terpisah oleh Taliban, Antara Cinta dan Khawatir
Mereka saling kontak lewat video dua tiga kali seminggu, juga lewat pesan singkat, membicarakan perang, keluarga dan masa depan
Ada perasaan sayang di antara mereka, meski mereka takut untuk mengatakan bahwa pembicaraan mereka bisa jadi akan menjadi pembicaraan yang terakhir.
Akhirnya, si perawat memberanikan diri bertanya mengenai keadaan terakhir di sana.
"Mereka sudah berada di pintu rumah," kata sang tentara.
"Mereka akan membunuh saya."
Baca juga: VIDEO Taliban Konvoi di Angkasa dan Jalanan Pamer Alat-alat Militer AS yang Dirampas di Afghanistan
Sang tentara berusaha melarikan diri
Pada hari Taliban memasuki Kabul, tentara tersebut berada di kantornya ketika seorang rekannya masuk dan mengatakan bahwa tentara Afghanistan banyak yang menanggalkan seragam mereka dan melarikan diri.
Dia kemudian melakukan hal yang sama, mematikan komputernya dan keluar kantor berjalan kaki menuju ke bandara Kabul.
Di jalan dia menumpang sebuah mobil untuk membawanya pulang. Dia mengambil beberapa barang sebelum memutuskan untuk bersembunyi.
"Saya dengan jujur berjuang dan setia kepada negara saya," katanya mengenai dua hal yang akan membuatnya menjadi sasaran di bawah rezim baru Taliban.
Dengan tenggat waktu penarikan pasukan Amerika Serikat yang semakin dekat saat itu, sang tentara menunggu, dari satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lain. Ia khawatir nyawanya akan terancam bila dia menampakkan diri di jalan-jalan di Kabul.
Selama beberapa minggu dia melihat warga Afghanistan memenuhi bandara, mencoba menaiki pesawat yang dioperasikan oleh pasukan Inggris, Amerika Serikat, dan Australia, yang pernah menjadi rekan kerjanya.
Namun, tentara tersebut tidak berani ke bandara. Satu-satunya paspor yang dimilikinya adalah paspor militer yang sudah habis masa berlakunya, dan kalau ada pemeriksaan Taliban, dia pasti akan ketahuan sebagai tentara.
Dia sempat mendengar suara bis yang mengevakuasi warga Australia dari beberapa bagian kota Kabul ke bandara, tapi ia tidak bisa menemukan jalan ke sana.
Dia tahu kalau dia bisa sampai di bandara dengan dokumennya, dia akan diterima dengan baik.
Baca juga: Taliban Merasa Dikhianati, Militer AS Tinggalkan Pesawat Tempur Tanpa Roda dan Meriam
Cerita mengenai tentara Afghanistan yang ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan Taliban membuatnya semakin khawatir.