Berita Denpasar
Persentase Hunian 9 Tempat Isoter di Denpasar 33,2 Persen, Pemkot Akan Akhiri Kerjasama Jika Kosong
Untuk di Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat (Bapelkesmas) Provinsi Bali, dari 56 bed yang tersedia, terisi 5 bed
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menurunnya kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar berdampak pada menurunnya tingkat hunian ruang isolasi terpusat (Isoter).
Berdasarkan data terakhir, dari 1.469 bed yang terisi hanya 488 pasien.
Atau jumlah persentase tingkat huniannya hanya 33,2 persen.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat diwawancarai Senin, 6 September 2021 mengatakan tingkat kasus positif harian di Kota Denpasar terus melandai.
Baca juga: Pengendara Motor Nyemplung ke Selokan di Denpasar, Warga Sebut di Lokasi Sering Terjadi Kecelakaan
Hingga saat ini Kota Denpasar memiliki 9 tempat Isoter.
Untuk di Balai Pelatihan Kesehatan Masyarakat (Bapelkesmas) Provinsi Bali, dari 56 bed yang tersedia, terisi 5 bed.
Untuk di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Bali, dari 117 bed yang terisi sebanyak 11 bed.
"Salah Satu Hotel di Jalan Veteran dari kapasitas 122 bed masih terisi 12 pasien dan salah satu hotel di Kuta dari 199 bed masih tersisa 66 pasien," kata Dewa Rai.
Sementara itu, satu hotel di Desa Sidakarya memiliki 184 bed yang terisi hanya 3 bed.
Isoter Werdhapura Sanur, dari 85 bed yang terisi 17 bed.
Sementara salah satu hotel di Jalan Cokroaminoto, dari kapasitas 112 bed terisi 51 bed.
Salah satu hotel di Sanur, Denpasar Selatan kapasitas 350 bed terisi 198 bed, dan salah satu hotel di Sanur yang memiliki kapasitas 244 bed terisi 125 bed.
Dewa Rai mengatakan, jika ada hotel yang tingkat huniannya nol, maka Pemkot akan menghentikan kerjasama.
Nantinya, Isoter akan diarahkan ke tempat Isoter yang memiliki kapasitas memadai.
Baca juga: Ini Tanggapan Jubir Satgas Covid-19 Kota Denpasar Terkait Kasus Salah Input Data Covid-19
"Nantinya akan difokuskan ke 2-3 hotel yang kapasitasnya lebih besar karena tren kasus semakin menurun.
Namun, ketika meningkat lagi tidak menutup kemungkinan jika diperlukan akan kembali lagi kerjasama," imbuhnya.
Rencana pengurangan tempat isoter tersebut selain karena kasus melandai, juga untuk mengurangi beban anggaran dan tenaga dari Pemkot Denpasar. (*)
Artikel lainnya di Berita Denpasar