Serba Serbi

Sukla Brahmacari dalam Hindu, Tidak Kawin dari Lahir Sampai Meninggal

Taruna Laksamana adalah sosok yang menjalankan Sukla Brahmacari selama hidupnya mendampingi sang kakak Dewa Rama.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ilustrasi pernikahan umat Hindu di Bali. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sukla Brahmacari, selama ini dikenal sebagai istilah untuk seseorang yang memilih tidak kawin sejak lahir hingga ia meninggal.

Disebutkan dalam wiracerita Ramayana, Taruna Laksamana adalah sosok yang menjalankan Sukla Brahmacari selama hidupnya mendampingi sang kakak Dewa Rama.

Dalam epos Ramayana, dikisahkan betapun wanita menggodanya, bahkan hingga raksasa Surpanaka juga menggoda, Sang Laksamana tetap teguh pendirian, untuk tetap menjalankan Sukla Brahmacari yakni tidak kawin sampai meninggal.

Kisah ini didapat Tribun Bali dari naskah Silakrama halaman 32.

Baca juga: Hindu: Setiap Orang yang Mengimplementasikan Ajaran Weda

Yang bunyinya 'Sukla Brahmacari ngaranya tanpa rabi sangkan rere, tan maju tan kuring sira, adyapi teku ring wreddha tewi tan pangicep arabi sangkan pisan'.

Selain Sukla Brahmacari, dikenal pula Sewala Brahmacari atau orang yang hanya menikah sekali saja dan tidak kawin lagi.

Baik pasangannya meninggal, ia tidak akan kawin lagi sampai ajal menjemput.

Lalu ada pula dikenal istilah Kresna Brahmacari, atau yang juga disebut Tresna Brahmacari.

Bisa kawin lebih dari satu kali, hingga batas maksimal 4 kali.

Dengan ketentuan bahwa seseorang bisa mengambil istri kedua apabila istri pertama tidak melahirkan keturunan, sakit-sakitan dan tidak dapat menjalankan perannya sebagai istri.

Apabila istri pertama mengizinkan maka ia bisa menikah lagi.

Kemudian Brahmacari adalah asrama pertama dari Catur Asrama, yang selama ini dikenal sebagai bagian ajaran umat Hindu.

Pada saat Brahmacari, seseorang diajarkan untuk menuntut ilmu pengetahuan hingga ia bisa menghilangkan kebodohan dengan ilmu pengetahuan.

Termasuk untuk kedewasaan rohani dan jasmani, sehingga terwujud manusia yang mampu membedakan baik dan buruk.

Baca juga: Selain Haturkan Sesajen, Umat Hindu Wajib Lakukan Yoga Semedi Saat Malam Pagerwesi

Serta menyeimbangkannya di dalam menjalani kehidupan semasih di dunia ini.

Biasanya Brahmacari dikaitkan dengan belajar, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Walau sejatinya, belajar itu dilakukan semasa hidup di dunia ini. (*)

Artikel lainnya di Serba Serbi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved