Berita Bali

Pande Yuga Belajar dari Leluhur Lewat Mimpi, Ada Keris dari Campuran Meteor yang Jatuh di Argentina 

Pande Yuga Belajar dari Leluhur Lewat Mimpi, Ada Keris dari Campuran Meteor yang Jatuh di Argentina 

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Pande Putu Yuga Wardiana saat melakukan prosesi odalan Tumpek Landep di Pande Keris Urip Wesi Tapa Karya di Gang Pacar, Jalan Ratna, Denpasar, Sabtu 11 September 2021. 

Biasanya, Pande Yuga akan memulai setiap Selasa, Rabu, dan Kamis, Purnama, Kajeng Kliwon, maupun pemapag Kajeng Kliwon.

“Kalau untuk keris ageman, biasanya juga menyesuaikan otonan atau hari kelahiran sang pembuat, karena ini akan berhubungan erat dengan pemakai,” katanya.

Selain memperhatikan hari baik, dirinya juga melakukan puasa setiap Purnama.

Puasa yang dilakukan Pande Yuga yakni tidak memakan nasi putih setiap Purnama, dan selama mengerjakan keris juga tidak makan daging hewan berkaki empat.

Saat memulai pembuatan, mereka yang memesan keris juga ikut memulai menepa bahan pembuatan keris ini.

“Sebenarnya dilakukan puasa nasi putih selama 42 hari sebelum mulai membuat keris, tapi karena baru memulai, saya ambil puasa saat Purnama. Karena pembuatan keris ini harus dengan keinginan yang baik,” katanya.

Pande Yuga menjelaskan, pemesanan keris yang diterimanya tidak tergantung kondisi ekonomi, melainkan tugas atau pawisik yang diterima orang yang memesan.

“Tapi memang harus membuat pusaka ini ada yang untuk tujuan ngayah, sehingga ngayah ini lebih utama daripada kondisi dan dampak Covid-19 nya,” katanya.

Belajar dari Leluhur Lewat Mimpi
Pande Putu Yuga Wardiana merupakan Mpu Keris yang sangat muda.

Ia menggeluti dunia pembuatan keris atau pande keris mulai September 2018 silam, ketika masih berusia 23 tahun.

Untuk bisa membuat keris, dirinya hanya belajar dua tahun dari sang ayah, sebelum sang ayah jatuh sakit dan meninggal.

Sisanya, ia belajar membuat keris dari leluhurnya lewat mimpi.

"Saya ingin sekali belajar, namun bapak saya keburu sakit dan akhirnya saya belajar dari leluhur saya lewat mimpi. Saat bapak meninggal hanya mewariskan 8 pusaka dan prapen ini dapat kebakaran dan itu perjalanan saya sebahai pande keris," katanya.

Sementara itu, salah seorang pembuat keris Ananda Bayu Mahendra Putra dari Banjar Kayu Mas Kaja Denpasar mengatakan, dirinya membuat keris untuk ageman di rumah.

Bermula saat kuliah ada teman bulenya yang menunjukkan koleksi keris padanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved