Berita Karangasem
Aktivitas Pendakian Gunung Agung Bali Dibuka, Pemandu Bakal Temui Pemkab Karangasem Bahas Pungutan
Koordinator Guide Pendaki Gunung Agung Besakih, Mangku Komang Kayun mengatakan, para pendaki datang berkelompok.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Gunung Agung kembali ramai dengan aktivitas pendakian.
Ini setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memutuskan menurunkan status dari Level II (waspada) ke normal (level I).
Jumlah pendaki yang naik ke Gunung Agung pun meningkat.
Setiap hari rata-rata bisa mencapai delapan orang.
Baca juga: Sejak Status Gunung Agung Diturunkan, Jumlah Pendaki Alami Peningkatan, Didominasi Wisdom
Pendaki kebanyakan adalah warga asal Denpasar, Badung, dan Tabanan.
Koordinator Guide Pendaki Gunung Agung Besakih, Mangku Komang Kayun mengatakan, para pendaki datang berkelompok.
Sebagain kelompok tersebut memakai jasa pamandu sebagian lagi tidak.
"Lumayan orang mendaki setelah penurunan status gunung. Pendaki yang memakai jasa guide sekitar tiga kelompok. Kalau ditambah dengaan pendaki yang tak pakai guide, kemungkinan lebih," ujar Mangku Kayun, Rabu 15 September 2021.
Namun karena belakangan kerap turun hujan, sejumlah kelompok pendaki memilih menunda.
Mereka mengurungkan niat mendaki karena kabut.
"Kami juga minta agar pendaki tetap waspada dan hati-hati saat mendaki," kata dia.
Kata dia, komunitas guide pendaki berencana akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Karangasem terkait pemungutan retribusi pendakian.
Ia agar para pemandu punya payung hukum dan sah.
"Nanti kami juga minta pemerintah mendaftarkan ke pihak asuransi jika terjadi sesuatu terhadap pendaki. Dalam waaktu dekat para guide di Besakih akan berkoordinasi ke Pemkab Karangasem," ujar pemandu asal Banjar Temukus, Besakih, Bali ini.
PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi terkait penurunan status Gung Agung pasca erupsi sejak tahun 2017 lalu.
Baca juga: Per Hari Ini Status Gunung Agung Diturunkan dari Level Waspada ke Normal, Berikut Penjelasan PVBMG
Gunung Agung mengalami penurunn aktivitas signifikan dan menunjukan indikasi keseimbangan.
Potensi akan bahaya primer untuk saat ini berupa gas beracun hanya di sekitar kawah.
Potensi ancaman bahaya sekunder dapat berupa aliran lahar hujan yang terjadi terutama pada musim hujan, selama material erupsi sebelumnya masih terpapar di area puncak.
Area yang berpotensi terkena aliran lahar hujan adalah aliran sungai berhulu di Gunung Agung, terutama arah utara, timur laut, dan selatan.
Pendaki direkomendasikaan agar membatasi diri dengan area kawah.
Masyarakat yang bermukim serta beraktivitas sekitar aliran sungai berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujn saat musim hujan.(*).
Kumpulan Artikel Karangasem