Berita Bali

Pariwisata Kembali Menggeliat dan Prokes Diperketat, Kadispar Bali: Yang Terpenting Trust Building

Pemerintah pun meminta para pelaku pariwisata untuk bersiap, salah satunya dengan memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) dilakukan dengan

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
tangkapan layar foto bersama Dialog Produktif FMB 9 - KPC PEN yang digelar secara daring. 

“Pandemi memang memberikan pukulan berat pada industri wisata, khususnya bagi wilayah yang menjadikan sektor ini sebagai andalan devisa, seperti Bali,” jelas Hengky.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menuturkan, industri pariwisata di Pulau Dewata sangat terpengaruh dan timbul kontraksi ekonomi yang mengkhawatirkan.

Bali, dikatakannya, kehilangan pemasukan devisa, pajak, omzet Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta keterisian hotel sangat rendah.

Ia pun menyambut gembira penurunan Covid-19 di Jawa dan Bali dan berharap semua pihak dapat mengawal momentum baik tersebut agar tidak terjadi lagi lonjakan kasus.

“Bagi kami yang terpenting adalah trust building yaitu membangun kepercayaan wisatawan untuk datang. Kalau Bali sudah sehat dan hijau maka akan cepat pulihnya,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya selalu menerapkan CSHE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), mengkampanyekan prokes dan menerapkan standar operasional bagi setiap wisatawan yang mendarat ke Ngurah Rai guna mendapatkan jaminan keamanan dan kesehatan.

Ia juga memastikan pekerja wisata di Bali tervaksin lengkap.

Penduduk sasaran vaksinasi di Bali secara umum, sekitar 77 persen telah mendapatkan vaksin lengkap dan ditargetkan mencapai 100 persen pada akhir Oktober.

“Dimasa pandemi, kesehatan menjadi urusan utama. CSHE, Prokes dan vaksinasi harus dilakukan. Selain itu, kami juga menyiapkan rujukan fasyankes standar internasional serta buku panduan untuk wisatawan. Jarum jatuh di Bali bisa terdengar hingga London. Jadi mengelola Bali harus selalu hati-hati,” ungkap Astawa.

Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran (Alan) menuturkan, bulan September 2021, telah muncul sedikit perbaikan, meski masih terkendala pembatasan mobilitas dan vaksinasi belum merata.

Baca juga: Pelaku Wisata Bali Sangat Siap, Jika Pariwisata Internasional Dibuka Oktober 2021

Ia menyatakan selalu siap menerima pembukaan kegiatan.

“Pasti siap, karena kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima, termasuk dalam menjaga kesehatan, keamaman, kebersihan, di mana saat pandemi ditambahkan pedoman terkait prokes,” kata Alan.

Ia menegaskan, pihaknya selalu mengikuti program-program pemerintah dan melakukan sinergi dengan lembaga-lembaga terkait guna memastikan keamanan pengunjung.

Diantaranya, melalui penerapan aplikasi PeduliLindungi dan vaksinasi pekerja hotel dan restoran.

Untuk meminimalisir ada pelanggaran, PHRI juga melakukan konsolidasi rutin dan saling mengingatkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved