Tak Ada Penyusup di Tubuh TNI, Gatot Nurmantyo Jualan Isu Komunis Setiap Menjelang 30 September?
Tak Ada Penyusup di Tubuh TNI, Gatot Nurmantyo Jualan Isu Komunis Setiap Menjelang 30 September?
TRIBUN-BALI.COM - Isu komunisme selalu menjadi topik hangat setiap mendekati 30 September.
Kali ini, Gatot Nurmantyo menyatakan bukti komunis masih ada di Indonesia.
Isu tersebut dilontarkan oleh mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, dalam webinar berjudul TNI versus PKI, Minggu (26/9/2021).
Bahkan, Gatot Nurmantyo menyebut paham komunis itu telah menyusupi institusi TNI.
Mantan Pangkostrad, Letjen (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution, menegaskan tidak ada penyusupan di tubuh TNI.
Pernyataan AY Nasution itu menanggapi adanya isu TNI disusupi paham komunisme.
AY Nasution mengatakan, anggota TNI tetap solid hingga saat ini. Sehingga, isu paham komunisme di tubuh TNI itu tidaklah benar.
"Setahu saya TNI itu masih solid, jangan terpengaruh isu-isu itu, prajurit masih kompak semua," ujarnya dalam program Kompas Petang, Rabu (29/9/2021), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Ia lalu meminta masyarakat agar tak mudah terpengaruh terkait isu yang beredar.
Selain itu, AY Nasution juga berharap tak ada pihak-pihak yang membuat kegaduhan di masyarakat.

"Jangan cepat-cepat kita percaya kepada pernyataan orang. Jangan cepat terpengaruh, mari buat suasana yang tenang di masyarakat," ucapnya.
"Jangan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. "Kita ini sudah susah pandemi ini, jangan lagi dibikin susah, jangan bikin stres," tegas dia.
Sebelumnya, AY Nasution merasa tudingan Gatot terkait paham komunis di tubuh TNI itu sangat dangkal.
"Itu analisa yang saya rasa terlalu dangkal, jangan seperti itu," kata dia.
Dirinya lalu meminta Gatot agar melihat data yang ada dulu sebelum memberikan tudingan.
"Kalau mau menganalisa, lihat dulu data lengkap, informasi. Cek dulu, kalau sudah pasti betul, baru berikan tanggapan," terangnya.
Paham Komunis Sudah Tidak Laku Dijual
Sementara itu, pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai tudingan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang menilai komunisme telah menyusup ke tubuh TNI kurang masuk akal.
Menurutnya, paham komunis saat ini sudah tidak laku dijual dan publik justru lebih tertarik dengan keriuhan polemik atau pro-kontra sinyalemen itu.
"Menurut saya, tudingan bahwa paham komunis sudah menyusup ke tubuh TNI itu kurang masuk akal. Paham komunis ini sudah tidak laku dijual," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (28/9/2021).
Fahmi menduga para prajurit TNI yang dianggap memiliki paham kiri oleh Gatot adalah orang-orang yang dinilainya memiliki kedekatan dengan lingkaran kekuasaan saat ini.
Ia mengatakan, pembinaan mental ideologi merupakan salah satu pilar TNI dalam menjaga kedisiplinan, loyalitas dan moral prajurit.
Menurut dia, TNI sangat serius terkait hal tersebut, baik melalui profiling dan screening dalam proses seleksi prajurit, penanaman doktrin di lembaga pendidikan, maupun mekanisme reward and punishment dalam pembinaan SDM di kesatuan.
Baca juga: Dituding Gatot Nurmantyo TNI Disusupi Komunis, Letjen Dudung Abdurrahman Buka-bukaan
Fahmi menilai, meski Gatot sudah pensiun dari TNI dan sampai saat ini tak berpartai, dia banyak terlibat dalam kegiatan yang bersifat politis.
Dengan demikian, kata dia, sulit untuk tidak melihat bahwa peringatan Gatot soal bahaya laten komunis diangkat untuk kepentingan politiknya.
"Pak Gatot ini tampaknya memang konsisten mengangkat isu ini, terutama setiap mendekati akhir September. Tanpa kita sadari, dia menjadi 'top of mind' dan menjadi bagian dari perbincangan, perdebatan dan pemberitaan tiap kali negara ini bersiap memperingati Hari Kesaktian Pancasila," kata dia.
Menurutnya, wajar Gatot secara konsisten memilih isu komunisme untuk menjaga dan mengelola eksistensinya.
Topik G30S/PKI, kata dia, memang masih sangat menarik bagi sebagian masyarakat, terutama kelompok-kelompok Islam maupun kelompok-kelompok yang terasosiasi dengan militer.
“Isu semacam itu banyak diminati oleh influencer dan buzzer baik online maupun offline,” katanya.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyatakan bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institusi TNI.
Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).
Barang-barang yang dihilangkan, menurut Gatot, adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, berapa diorama yang ada di Makostrad," ujarnya dalam acara webinar TNI Vs PKI pada Minggu (26/9/2021).
"Dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu."
"Di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI, di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," sambung Gatot.
Penjelasan Pangkostrad
Sementara itu, Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman, membenarkan patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD) sebelumnya ada di dalam museum tersebut.
Patung tersebut, kata Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.
Dudung mengatakan kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini.
Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya.

"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021), seperti diberitakan Tribunnews.com.
Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S pada 1965. Ia juga menegaskan tudingan tersebut tidak benar.
Dudung menegaskan dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.
Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Gita Irawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul AY Nasution Tegaskan Tak Ada Penyusupan Paham Komunis di Tubuh TNI: Prajurit Masih Kompak Semua dan Gatot Nurmantyo Dituding Jualan Isu Komunis Menjelang 30 September