Breaking News

Berita Bali

Warga Jepang Tak Sabar ke Bali, 300 Ribu Wisman Antre Datang Jika Rute Internasional Dibuka

Nobue sudah mengetahui tentang akan adanya aturan karantina delapan hari untuk wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.

Dok. Nobue Tani
Nobue Tani saat bermain gender wayang di Bali beberapa tahun lalu sebelum pandemi Covid-19 - Warga Jepang Tak Sabar ke Bali, 300 Ribu Wisman Antre Datang Jika Rute Internasional Dibuka 

Dia mengatakan, tidak menyalahkan pemerintah karena hal tersebut merupakan skema jangka panjang yang di-announced oleh pemerintah pusat.

Menurutnya, ini hanya sebagai pemantik awal saja, minimal dapat mengobati kerinduan masyarakat Bali terhadap pariwisata.

"Kalau yang saya baca dari WNA yang saya terima ada 8 kualifikasinya. Khusus untuk visa wisata ini, menurut saya, untuk pasar Jepang, Tiongkok dan Korea saya yakin tidak datang karena karantina selama delapan hari. Lebih baik pemerintah membuat suatu piranti atau peraturan yang menguntungkan kita dan wisatawan," paparnya.

Memang pada dasarnya saat ini semua pihak tidak bisa memberikan kelonggaran yang begitu vulgar agar pandemi tidak lagi berdampak negatif.

Namun sebaiknya karantina tidak lebih dari dua hari.

Karena ia beranggapan wisatawan yang datang dan sudah membawa sertifikat vaksin juga PCR membuktikan dirinya memang dalam kondisi yang sehat ketika pergi ke Bali.

"Kalaupun mau karantina jangan sampai 8 hari. Kalau masa berlaku karantina hanya dua hari saya yakin wisatawan secepat kilat akan datang ke Bali. Bahkan tanpa dipromosikan karena waiting list-nya banyak sekali. Bahkan bukan hanya pada tiga negara, namun seluruh dunia yang sudah terbiasa datang ke Bali. Sangat banyak yang antre. Dan seiring dengan waktu tentu akan ada regulasi sesuai dengan pasar. Kalau kita ingin berbicara pariwisata secara umum," lanjutnya.

Menurutnya, jumlah wisatawan yang antre hampir 300 ribu wisatawan, yang ia amati dari seluruh negara.

Kedepannya ia berharap pemerintah dapat membuat peraturan yang berpihak pada pasar.

"Harapan saya jadi tanggal 14 Oktober merupakan momentum agar pariwisata yang dibuka benar-benar berkelanjutan. Jangan sampai di tengah jalan pandemi mengalami lonjakan sehingga pembukaan pariwisata ditunda. Selain itu saya meminta pada pemerintah pusat agar membuat peraturan yang berpihak pada pasar," katanya.

Semua sektor pariwisata saat ini tengah bersiap menyambut dibukanya kembali penerbangan internasional, 14 Oktober.

Salah satu pelaku pariwisata yang sudah siap yakni usaha travel pariwisata, Namaste Trans.

Pemilik usaha Travel Namaste Trans, Made Yogi Ananta Wijaya (36) mengatakan, usaha travel miliknya sudah dilakukan sistem audit atau pengecekan dari pihak CHSE.

"Namaste Trans sudah dicek atau diaudit dari pihak CHSE yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf. Jadi kemarin satu hari sudah dicek kelengkapan armada, salah satunya harus menyiapkan hand sanitizer, masker, kotak P3K. Kebersihan di dalam juga harus diperhatikan, seperti tempat sampah harus ada tutupnya. Secara keseluruhan kita sudah siap terkait pembukaan bandara," katanya.

Selain masker dan hand sanitizer, nantinya didalam mobil travel tersebut akan diisi juga desinfektan.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved