Berita Bali

KISAH Jero Pasek Sang Pawang Hujan Viral, Dengan Kekuatan Sebatang Rokok Pindahkan Awan di Langit

KISAH Jero Pasek Sang Pawang Hujan Viral, Dengan Kekuatan Sebatang Rokok Pindahkan Awan di Langit

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
tangkapan layar IG
KISAH Jero Pasek Sang Pawang Hujan Viral, Dengan Kekuatan Sebatang Rokok Pindahkan Awan di Langit 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Puncak palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar pada Jumat 8 Oktober 2021 digelar semarak.

Selain diiringi bade setinggi 16 meter dan lembu putih setinggi 10 meter, ribuan orang tumpah ruah mengiringi upacara terakhir untuk Ida Pedanda.

Di tengah-tengah kerumunan, ada satu sosok menggunakan baju dan kamen hitam yang viral di media sosial.

Dialah Jero Pasek, laki-laki tukang terang yang terekam saat sedang nerang (menghalau hujan) dalam helatan tersebut.

Dalam video tampak eJro Pasek sedang merokok lalu menengadahkan pandangan ke langit.

Tak lupa, Jero Pasek melambaikan tangannya ke atas seolah hendak memindahkan awan di langit.

Sontak saja, aksi Jero Pasek viral di media sosial.

Lantas, bagaimana kisah Jero Pasek menjadi seorang pawang hujan bersarana rokok?

Jero Pasek bercerita, menurut penerawangannya, pagi hari sebelum palebon sebenarnya akan turun hujan.

Ia mengaku mendapat pawisik bahwa akan terjadi hujan saat pagi hari.

"Memang saya menggunakan sarana rokok. Saya lihat sekitar pukul 04.00 WITA pagi akan turun hujan. Sebab ada pawisik juga bahwa akan turun hujan jam 4 pagi," tutur Jero Pasek kepada Tribun Bali, Senin 11 Oktober 2021.

Jero Pasek yang tahu bahwa akan ada acara besar di Sanur, Denpasar, akhirnya berangkat ke lokasi.

Terlebih lagi, Ida Pedanda yang lebar adalah sosok yang ia kagumi.

"Tatkala ida pedanda semasa hidupnya. Beliau setiap bertemu dengan saya selalu tertawa. Beliau bertanya siapa saya, dan saya bilang bahwa saya adalah tukang terang beliau," sebutnya.

Jero Pasek pun juga kerap nerang di acara sanak saudara dan anak-anak dari Ida Pedanda.

Tak hanya itu, ia juga sering mendapat panggilan untuk nerang dalam berbagai kegiatan.

"Kadang ada event di hotel, saya juga dipanggil buat nerang di sana," ucapnya.

Dijelaskan olehnya, saat palebon Ida Pedanda beberapa waktu lalu, memang niat Jero Pasek datang ke lokasi karena pawisik dan arahan sesuhunan untuk hadir membantu nerang.

Bahkan, Jero Pasek sudah tiba di lokasi sebelum pukul 4 pagi.

Ia sempat duduk di trotoar menjalankan tugasnya sebagai tukang terang sembari merokok.

Jero Pasek mengikuti prosesi hingga akhir guna memastikan tidak turun hujan sampai acara selesai.

"Pagi saya berangkat dari Klungkung sampai di Masceti sudah ada hujan gerimis. Dan sampai di Sanur mendung sedikit dan gerimis," katanya.

Lantas, apa fungsi rokok saat nerang?

Jero Pasek menjelaskan bahwa sebagian awan mendung itu, ia tarik ke dalam rokok dan jadi pues atau ludah.

Kemudian digeseng dan dimusnahkan oleh apinya rokok.

"Kemudian sebagian saya pakai tangan ke atas api. Yang di akasa (langit) itu ngeseng atau ngusir agar menjauh mendungnya dari matahari kalau siang. Dan menjauh dari bulan kalau malam," jelasnya.

Sebab jika matahari atau bulan ditutupi mendung pasti akan terjadi hujan.

Jero Pasek dengan nama asli I Made Sucipta ini, menjelaskan bahwa tukang terang (nerang) berbeda dengan pawang hujan.

"Biasanya kalau tukang terang itu mulai dari seminggu sampai hari H sudah jaga tempat dengan memasang dupa," katanya.

Jero Pasek
Jero Pasek (Istimewa)

Sementara hal yang Jero Pasek tekuni selama 20 tahun dari tahun 2000, adalah apabila sudah hujan terjadi, maka saat ia sampai dan merokok di lokasi acara maka biasanya hujan langsung berhenti.

Bahkan kata dia, air banjir pun kadang surut  pelan-pelan.

Lantas, siapa yang dipuja saat nerang?

Jero Pasek enggan mengungkapkan hal itu.

Kisahnya, mulai tahun 2000 telah ada gejala tatkala ia masih bekerja di Bandara.

"Nah karena terus dicari pawisik supaya berhenti bekerja. Terpaksa tahun 2009 saya berhenti," ujarnya.

Kebetulan saat itu, ada formulir untuk pensiun muda.

Selama menjadi tukang terang, berbagai kisah telah ia lewati.

"Ada saja yang tidak senang dengan saya," katanya.

Meski begitu, tak sedikit yang meminta tolong kepada dirinya.

Jika ada yang ingin menggunakan jasa sang juru terang, biasanya seseorang akan nunas dengan membawa pejati ke rumah Jero Pasek.

Apabila niatnya membantu, sesuai arahan sekala-niskala maka ia akan tetap hadir dan menjalankan tugasnya sebagai tukang terang. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved