Berita Bali

BBMKG III Denpasar Beberkan Fakta Dibalik Udara Panas di Bali, Berhubungan Posisi Semu Matahari

apa hari terakhir, suhu udara di Bali khususnya di wilayah perkotaan Denpasar dirasakan meningkat menjadi lebih panas

tribun bali/dwisuputra
ilustrasi matahari - BBMKG III Denpasar Beberkan Fakta Dibalik Udara Panas di Bali, Berhubungan Posisi Semu Matahari 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Beberapa hari terakhir, suhu udara di Bali khususnya di wilayah perkotaan Denpasar dirasakan meningkat menjadi lebih panas atau gerah dari biasanya.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar membeberkan sejumlah fakta dibalik udara panas di Bali.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto menjelaskan, bahwa posisi semu tahunan matahari saat ini berada di Belahan Bumi Selatan (BBS).

"Akibatnya daerah yang terletak di sebelah selatan Equator, termasuk Bali, mendapatkan intensitas penyinaran matahari yang tinggi dan suhu udara meningkat," kata Dwi saat dikonfirmasi Tribun Bali.

Baca juga: Suhu Panas di Sejumlah Wilayah Indonesia, Apa Penyebab dan Berlangsung Hingga Kapan?

Ia menuturkan, suasana gerah secara meteorologis disebabkan oleh suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi.

Berdasarkan data suhu udara maksimum umumnya terjadi pada siang atau tengah hari di Bali dalam 5 hari terakhir berada dalam kisaran 30 - 34 derajat celcius.

"Wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan," ujarnya.

Sementara itu, catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Bali berada pada kisaran 58 persen sampai dengan 94 persen yang termasuk kelembapan tinggi.

"Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara, semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung, suasana akan lebih terasa gerah," paparnya.

Terkait fenomena gerah, menurutnya merupakan fenomena biasa di bulan-bulan ini, karena memang berdasarkan historis data pada periode Oktober - November, suhu udara maksimum di Bali umumnya berada pada rentang 31-33°C.

"Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas energi panas yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari," terangnya.(*).

Baca juga: BMKG Jelaskan Penyebab Suhu Udara Panas Akhir-akhir Ini, Ungkap Disebabkan Oleh 2 Hal Ini

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved