Berita Nasional

Pemerintah Targetkan Vaksinasi Dosis Ketiga Dimulai pada 2022, Bakal Sasar Kelompok Ini

sesuai saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin booster tersebut akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi dan kelompok penderita

Editor: Wema Satya Dinata
Dok. BNPB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin 

TRIBUN-BALI.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan, penyuntikan vaksin Covid-19 sebagai booster atau penguat, akan mulai dilaksanakan pada 2022.

Vaksinasi ini bakal menyasar sejumlah kelompok masyarakat. 

Ia mengatakan, sesuai saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin booster tersebut akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi dan kelompok penderita defisiensi imun.

"Diberikan kalangan masyarakat yang risiko tinggi dan juga mengalami defisiensi imunitas, yaitu nakes dan lansia, nakes sudah jalan, sedangkan masyarakat yang masuk kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena HIV dan cancer," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Karangasem Capai 600 Ribu Orang

Budi mengatakan, vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk booster masih dalam tahap penelitian yang bekerja sama dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Untuk melihat kombinasi mana yang paling baik antara Sinovac Sinovac booster-nya Sinovac atau Sinovac booster-nya AstraZeneca atau Sinovac booster-nya Pfizer dan AstraZeneca AstraZeneca booster AstraZeneca atau Sinovac, dan Pfizer," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, penelitian tersebut diharapkan dapat rampung pada akhir tahun ini, sehingga pemerintah dapat segera mengambil keputusan.

"Dan sama dengan negara-negara lain yang melakukan vaksin booster 7 negara yang sudah melakukan," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengungkap kriteria jenis vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga atau booster bagi masyarakat.

"Rencananya booster itu kan bisa dilakukan dengan vaksin yang sama yang kita sebut homologous atau vaksin yang berbeda heterologous," kata Sri saat dihubungi Kompas com, Kamis (21/10/2021).

"Misalnya Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster pakai AstraZeneca kan beda itu," sambungnya.

Sri mengatakan, ada tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI dalam vaksin booster yaitu pertama, vaksin Covid-19 tersebut dapat memblokir protein spike pada Covid-19 yang bisa masuk melalui saluran pernapasan.

Kedua, vaksin tersebut memiliki efikasi yang lebih tinggi.

 "Kita mencari efikasinya lebih tinggi misalnya AstraZeneca pfizer moderna lebih tinggi dari Sinovac," ujarnya.

Baca juga: Hingga Kini Vaksinasi Covid-19 Booster untuk Nakes di Bali Telah Mencapai 98 Persen

Sri mengatakan, kriteria terakhir adalah efikasi vaksin terhadap varian baru virus Corona terutama varian Delta.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved