Berita Nasional

3 Jenis Vaksin Ini Jadi Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak 5-11 Tahun hingga 3 Kriteria Vaksin Booster

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bila Indonesia akan gunakan tiga merek vaksin untuk program vaksinasi anak-anak berusia 5-11 tahun.

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
Dok. BNPB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin 

TRIBUN-BALI.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bila Indonesia akan gunakan tiga merek vaksin untuk program vaksinasi anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.

Hal itu disampaikannya pada Konferensi Pers secara virtual lewat kanal YouTube Perekonomian RI, pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Pada kesempatan tersebut, Budi mengatakan bila 3 merek vaksin yang berpotensi diberikan kepada anak-anak saat ini adalah, Sinovac, Sinopharm dan Pfizer.

Lebih lanjut, ketiga merk tersebut tehang diuji klinik.

"Untuk emergency use authorization sekarang sedang bekerja sama dengan BPOM, juga untuk memastikan bahwa kita bisa mengeluarkan (izin) sesegera sesudah di negara asal ketiga vaksin tersebut Sinovac, Sinopharm dan Pfizer bisa digunakan untuk anak-anak usia 5 sampai 11 tahun," kata Budi dilansir Tribun-Bali.com dari Kompas.com pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Lebih lanjut, ia menargetkan vaksinasi Covid-19 untuk anak berusia 5 hingga 9 tahun akan dilaksanakan pada tahun 2022, tahun depan.

Namun, menunggu hasil uji klinis keluar terlebih dahulu.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Bagi Anak-anak Berusia 5-11 Tahun Dimulai Tahun 2022, Gunakan 3 Jenis Vaksin

"Rencananya kalau itu (vaksin) sudah keluar hasil uji klinisnya, kita bisa mulai digunakan di awal tahun depan," kata Budi.

Vaksin Booster

Budi Gunadi menargetkan pemberian vaksin booster Covid-19 atau penguat akan dilakukan pada tahun 2022 mendatang.

Hal tersebut telah sesuai dengan saran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) vaksin booster tersebut akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi dan kelompok penderita defisiensi imun.

"Diberikan kalangan masyarakat yang risiko tinggi dan juga mengalami defisiensi imunitas, yaitu nakes dan lansia, nakes sudah jalan, sedangkan masyarakat yang masuk kategori terganggu imunitasnya adalah masyarakat yang terkena HIV dan cancer," kata Budi.

Budi mengatakan, vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk booster masih dalam tahap penelitian yang bekerja sama dengan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Untuk melihat kombinasi mana yang paling baik antara Sinovac Sinovac booster-nya Sinovac atau Sinovac booster-nya AstraZeneca atau Sinovac booster-nya Pfizer dan AstraZeneca AstraZeneca booster AstraZeneca atau Sinovac, dan Pfizer," ujarnya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan, penelitian tersebut diharapkan dapat rampung pada akhir tahun ini, sehingga pemerintah dapat segera mengambil keputusan.

"Dan sama dengan negara-negara lain yang melakukan vaksin booster 7 negara yang sudah melakukan," ucap dia.

 Kriteria Jenis Vaksin Covid-19 untuk Booster

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro mengungkapkan kriteria jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan sebagai dosis ketiga atau booster bagi masyarakat.

Baca juga: Update Covid-19 di Denpasar 27 Oktober 2021, Positif 1 Orang dan Sembuh 7 Orang

"Rencananya booster itu kan bisa dilakukan dengan vaksin yang sama yang kita sebut homologous atau vaksin yang berbeda heterologous," kata Sri saat dihubungi Kompas com, Kamis, 21 Oktober 2021.

"Misalnya Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster pakai AstraZeneca kan beda itu," sambungnya.

Adapun tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI dalam vaksin booster;

1.  Vaksin Covid-19 tersebut dapat memblokir protein spike pada Covid-19 yang bisa masuk melalui saluran pernapasan

2. Vaksin tersebut memiliki efikasi yang lebih tinggi.

3. Vaksin memiliki efikasi  terhadap varian baru virus Corona terutama varian Delta.

"Ketiga itu menjadi pemikiran kita maka kita meneliti Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster Sinovac, Sinovac Sinovac di-booster AstraZeneca, Sinovac Sinovac di-booster Pfizer kemudian AstraZeneca di-booster oleh Pfizer atau vaksin yang sama," ucap dia.

Berdasarkan data Kemenkes pada Senin 25 Oktober 2021 terdapat 114.347.101 masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksin dosis pertama.

Sementara itu, total sudah ada 69.130.122 orang yang mendapatkan vaksin dosis kedua. Adapun target vaksinasi nasional yang dicanangkan oleh pemerintah adalah sebesar 208.265.720 orang.

Sasaran vaksinasi untuk anak-anak atau remaja usia 12-17 tahun tercatat dengan total sebanyak 26.705.490 orang.

Hingga sekarang, angka vaksinasi untuk golongan tersebut adalah 3.869.466 orang atau 14,49 persen untuk vaksin dosis pertama dan 3.075.393 orang atau 11,52 persen mendapatkan vaksin dosis kedua. (*)

Berita Nasional Lainnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved