Bisnis

Budidayakan Tanaman Platycerium, Putu Gede Wijaya Sebut Pernah Jual hingga ke Jepang dan Thailand

Tanaman ini termasuk ke dalam salah satu tanaman yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, Australia, Malaysia hingga Papua Nugini

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Putu Gede Wijaya saat menyiram tanaman platycerium di rumahnya pada Senin 1 November 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Tanaman Paku yang tumbuh di Indonesia ternyata banyak diminati negara lain.

Salah satu tanaman paku yang cukup populer dan diminati sebagai salah satu tanaman hias yang indah adalah tanaman paku tanduk rusa atau bahasa latinnya Platycerium.

Tanaman ini termasuk ke dalam salah satu tanaman yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia, Australia, Malaysia hingga Papua Nugini.

Kini tanaman paku tanduk rusa harganya pun melambung tinggi, bahkan menjadi peluang bisnis untuk yang menggelutinya.

Baca juga: CERITA Putu Gede Wijaya Raup Jutaan Rupiah per Bulan dari Budidaya Tanaman Tanduk Rusa

Seperti halnya Putu Gede Wijaya, pemuda asal Banjar Lambing Desa Mekar Buwana, Abiansemal Badung ini sampai menjual tanaman Platycerium ke negara Jepang dan Thailand.

Menurutnya tanaman Platycerium saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat, bahkan kini harganya pun meningkat.

"Sebagian besar kalau di Bali size Platycerium besar-besar. Bahkan sebelumnya Platycerium yang dari luar negeri banyak ditemukan di Ubud Gianyar," katanya Senin 1 November 2021.

Menurutnya, saat itu kemungkinan ada wisatawan yang membawa dari afrika, sehingga tumbuh besar hingga banyak di wilayah tersebut.

Kendati demikian, kini penggemar tanaman Platycerium sampai belahan dunia.

Di Indonesia sendiri hampir semua daerah ada yang memiliki hobi budidaya tanaman tersebut.

"Kalau saya budidaya yang dari luar karena melihat pangsa pasar. Bahkan dari 18 jenis Platycerium saya sudah memiliki 16 jenis yang saya miliki," ucapnya.

Pihaknya mengatakan ada ratusan tanaman yang sudah berhasil dijualnya baik di Bali, Jawa, Jakarta, termasuk luar negeri yakni Jepang dan Thailand.

 Menurutnya tanaman ini memiliki keunikannya sendiri dan mudah untuk dibedakan dari tanaman paku lainnya karena memiliki dua buah tipe ental dengan fungsi dan bentuk yang berbeda.

Sesuai dengan namanya, ental tersebut bercabang-cabang dan memiliki bentuk layaknya sebuah tanduk rusa.

Baca juga: Jangan Ditanam di Rumah, 5 Tanaman Ini Akan Memberikan Energi Negatif Menurut Fengshui

Tanduk rusa biasanya akan memiliki akar lunak dalam jumlah banyak yang menempel dengan erat pada batang pohon lainnya.

Tanduk rusa yang dirawat dan digunakan sebagai tanaman hias memiliki bentuk sebuah koloni bercabang yang sangat indah.

Seperti tanaman paku lainnya, tanduk rusa berkembangbiak dan tumbuh dengan menggunakan sistem penyebaran spora.

"Jadi ada yang memiliki anakan ada pula yang tumbuh dari spora. Dimana lembab dan subur disana bisa tumbuh," ucapnya.

Saat ini di negara lain juga banyak yang mengkoleksi tanaman Platycerium, bahkan dirinya memprediksi harga tanaman tersebut akan terus mahal lantaran tumbuhnya lama. Bahkan harganya pun bervariasi menurut jenis dan ukurannya.

"Harga ada dari Rp 150 ribu sampai belasan juta sekarang. Tapi kalau indukan bisa mahal karena produksi," ucapnya sembari mengatakan saat ini  di wilayah jawa dan jakarta sedang banyak penggemarnya.

Gede Wijaya mengaku bisa mendapat keuntungan jutaan rupiah dari menjual tanaman Platycerium itu.

Kendati demikian saat ini di rumahnya juga sudah ada proses pembibitan yang dipecah dari induk tanaman itu sendiri.

"Jadi pembibitan sendiri, nanti kalau sudah tumbuh baru dilepas. Namun ada juga Platycerium yang belum bisa saya lepas, karena merupakan indukan termasuk masih langka. Untuk yang langka ini karena tumbuhnya lama, dan peminatnya banyak," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved