Berita Denpasar
Desa Adat Denpasar Gelar Nangluk Merana di Perempatan Gajah Mada, Upacara Disederhanakan
Desa Adat Denpasar, Kota Denpasar, Bali menggelar upacara Nangluk Merana. Upacara ini digelar di perempatan agung atau catus pata Jalan Gajah Mada
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Desa Adat Denpasar, Kota Denpasar, Bali menggelar upacara Nangluk Merana.
Upacara ini digelar di perempatan agung atau catus pata Jalan Gajah Mada tepatnya di depan Pura Desa lan Puseh Desa Adat Denpasar.
Prosesi ini dilaksanakan bertepatan dengan Tilem Kanem, Sabtu, 4 Desember 2021.
Baca juga: Operasi Aman Nusa Agung II 2021, Polresta Denpasar Bersiap Pengamanan Nataru dan Pencegahan Covid-19
“Saat ini Ratu Gede Dalem Ped melancaran, melihat kondisi dunia saat ini, dan kami menggelar upacara nangluk merana ini,” kata Anak Agung Ngurah Sudiasa selaku Penyarikan Desa Adat Denpasar.
Apalagi saat ini sedang dalam masa pandemi Covid-19 diharapkan pandemi ini segera berakhir.
Ngurah Sudiasa menambahkan, kegiatan ini rutin digelar setiap Tilem Kanem tepatnya bulan Desember.
Dalam prosesi ini diikuti oleh puluhan perwakilan desa adat yang teridiri atas prajuru, pemangku, serati, dan sekaa baleganjur.
Beberapa pemangku juga kerauhan dalam prosesi ini tepatnya saat pelaksanaan nyambleh dengan mempersembahkan penyambleh berupa ayam, bebek, dan kucit butuan atau anak babi jantan berwarna hitam.
Namun dalam masa pandemi ini, pelaksanaan nangluk merana disederhanakan.
Baca juga: Hari Armada ke-76, Lanal Denpasar Gelar Vaksinasi Dukung Pemulihan Ekonomi
Jika sebelum pandemi ada prosesi Ida Betara melancaran ke semua perempatan desa adat, namun kali ini ditiadakan.
“Saat ini masih pandemi dan kami mengikuti seruan dari pemerintah, maka Ida Betara melancaran ditiadakan, selain itu di pura juga sedang ada pemugaran candi bentar, sehingga Ida Betara hanya napak di payogan,” katanya.
Meskipun demikian, untuk tirta atau air suci tetap dipercikkan di semua perempatan.
Adapun perempatan tersebut meliputi catur muka, perempatan suci, perempatan gemeh, perempatan Puri Agung Pemecutan, perempatan indra, perempatan Jalan Kartini, perempatan Tainsiat, maupun di depan Puri Satria.
“Dengan nangluk merana ini, kami memohon untuk semua umat diberikan kesehatan dan pandemi segera berakhir,” katanya. (*)
Berita lainnya di Berita Denpasar