Berita Bali

Kajeng Kliwon, Umat Hindu Sembahyang Memohon Keselamatan

Hari ini, Minggu 5 Desember 2021, bertepatan dengan hari suci Kajeng Kliwon, umat Hindu seyogyanya melakukan sembahyang

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
ILUSTRASI umat Hindu sembahyang. Hari ini, Minggu 5 Desember 2021, bertepatan dengan hari suci Kajeng Kliwon, umat Hindu seyogyanya melakukan sembahyang. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini, Minggu 5 Desember 2021, bertepatan dengan hari suci Kajeng Kliwon.

Jero Mangku Ketut Maliarsa mengatakan, pada hari spesial ini umat Hindu seyogyanya melakukan sembahyang.

“Sebab sekarang ini disebut hari suci Buda Kliwon Matal.

Buda Kliwon atau Kajeng Kliwon adalah hari yoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bermanifestasi menjadi dewa atau Bhatara Siwa (Mahadewa),” jelasnya, kepada Tribun Bali.

Baca juga: Kajeng Kliwon, Ini Persembahan Kepada Sang Kala Tiga Bhucari

Mahadewa dikenal sebagai dewanya para dewa, sehingga sangat baik untuk menghaturkan sembah bakti memuja keagungannya.

Memuja Ista Dewata untuk memohon keselamatan Tri Loka Bhuana (Bhur Loka, Bwah Loka, dan Swah Loka).

Dalam ajaran Agama Hindu, Dewa Siwa diyakini sebagai dewa pelebur.

Karena berfungsi melebur segala sesuatu yang sudah usang atau dikembalikan ke asalnya.

Umat Hindu di Bali memuja keagungan Dewa Siwa, ditempatkan di Pura Dalem.

Berbeda dengan Dewa Brahma, dipuja di Pura Desa (Bale Agung), dan Dewa Wisnu distanakan di Pura Puseh.

Dewa Siwa berposisi di tengah, dengan warnanya berupa panca warna (brumbun).

Senjatanya Padma dengan kendaraan lembu Nandini.

Istri Dewa Siwa adalah Dewi Durga atau dengan nama lain Dewi Uma dan Dewi Parwati.

Dewi Uma adalah dewi yang sangat sakti, sehingga banyak dipuja manusia.

Baca juga: Kajeng Kliwon Dianggap Keramat, Apa yang Harus Dilakukan?

Dewi Parwati adalah istri Dewa Siwa, yang merupakan reinkarnasi Dewi Sati atau Dewi Uma pasca menikah dengan Siwa.

Dewi Parwati saat marah dikenal perwujudannya sebagai Dewi Durga.

Selain itu, saat Kajeng Kliwon juga untuk memohon peleburan sarwa mala, yang ada di bhuana agung dan bhuana alit.

“Itulah sebabnya, mengapa umat Hindu sembahyang, bahkan sebelum sembahyang harus melakukan panglukatan terlebih dahulu.

Untuk pembersihan angga sarira (atika sarira) dan suksma sarira,” sebutnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved