Erupsi Semeru

KISAH Korban Erupsi Semeru: Ibu Hamil Berlari Berlasan Kilometer, Kebingungan Cari Tempat Aman

Berikut adalah kisah korban dari Erupsi Gunung Semeru disertai guguran awan panas yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021

Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
Photo by JUNI KRISWANTO / AFP
Warga menyelamatkan barang-barang mereka di area yang tertutup abu vulkanik di desa Sumber Wuluh di Lumajang pada 5 Desember 2021, setelah letusan gunung Semeru yang menewaskan sedikitnya 14 orang. 

TRIBUN-BALI.COM – Berikut adalah kisah korban dari Erupsi Gunung Semeru disertai guguran awan panas yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Warga sekitar Gunung Semeru dikejutkan dengan luncuran awan panas yang tidak terduga.

Hal tersebut pun membuat wilayah sekitar Gunung Semeru luluh lantah tidak berbekas.

Saat ini pihak Tim SAR tengah mengevakuasi korban Gunung Semeru yang diduga masih tertimbun pasir hasil erupsi.

Selain itu, di balik Erupsi Gunung Semeru tersebut, terdapat kisah dari para korban yang selamat maupun tidak.

Baca juga: GELEGAR Suara Petir di Gunung Semeru Sebelum Presiden Jokowi Tiba di Lumajang

Ibu Hamil 9 Bulan Berlari Selamatkan Diri

Salah satu cerita korban selamat Erupsi Gunung Semeru, Ayuningsih (23) menceritakan dalam kondisi hamil besar, ia harus berlalu belasan kilometer, menyelamatkan diri dari sapuan Awan Panas Guguran Gunung Semeru.

Dilansir Tribun-Bali.com dari Surya.co.id pada Rabu, 8 Desember 2021 dalam artikel berjudul Dramatis! Ibu Hamil 9 Bulan Lari Belasan Kilometer Selamat dari Hujan Batu Gunung Semeru Meletus, Ayu menceritakan saking paniknya, Ayu menyelamatkan diri dengan cara berlari sembari dipapah sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).

Ia berlari belasan kilometer hingga sampai ke tempat aman.

"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokoknya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin, 6 Desember 2021.

Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya. Selain itu, kakinya pun sempat terinjak-injak warga lain saat berlari hingga lecet.

"Alhamdulilah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat. Saya langsung mendapat pemeriksaan kandungan dan penanganan di Puskesmas Penanggal usai lolos dari awan panas," ungkapnya.

Harta benda Ayu rusak tak bersisa dihempas awan panas. Sedang, Ayu diperkirakan dalam waktu dekat akan melahirkan.

"Semoga ada yang membantu biaya persalinan. Karena tidak ada harta benda benda, termasuk uang yang bisa diselamatkan," harapnya.

Sementara, petugas piket Pos Kesehatan di Puskesmas Penanggal, Suwarno menyebut janin yang dikandung Ayu dalam kondisi sehat.

Setiap hari, kondisi kesehatan janin dan Ayu rutin dipantau bidan.

"Nanti, untuk persalinannya, dilakukan di RSUD Pasirian atau RSUD Haryoto Lumajang. Karena peralatannya lebih lengkap," pungkasnya.

Selamat dari Kepungan Lava

Lina (23), seorang warga Dusun Curah Kobokan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, merupakan satu di antara warga yang berhasil menyelamatkan diri.

Sebelum itu, ia bersama keluarganya sempat terjebak selama 30 menit dari kepungan lava.

Baca juga: Gubernur Ganjar Kirim 50 Relawan & Logistik Senilai Hampir Rp 1 M untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Saat itu abu vulkanik menghujam dari langit rumahnya.

Sedangkan lahar dingin meluap hingga ke jalanan depan rumahnya.

"Dengar ledakan sama suara batu dari atap semua keluar. Di jalan itu sudah ada lahar dingin," kata Lina dilansir Tribun-Bali.com dari Tribunnews.com pada Rabu, 8 Desember 2021 dalam artikel berjudul Ibu Hamil 9 Bulan Lolos dari Awan Panas Semeru, Lari Belasan Kilo, Tak Lagi Peduli Perut Nyeri.

Dalam kondisi panik, Lina mengaku sempat kebingungan mencari jalur evakuasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung sejumlah lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 7 Desember 2021.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung sejumlah lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa, 7 Desember 2021. (Sekretariat Presiden)

Apalagi sebelumnya tak ada peringatan dini bahwa Gunung Semeru akan erupsi hebat di hari itu.

Dia akhirnya memutuskan lari keluar dari rumahnya untuk mencari tempat yang dirasa lebih aman.

"Saya pokoknya lari, baru sampai Dusun Kamar Kajang ada Tim SAR.

Mobil mereka gak bisa masuk, karena banyak pohon yang jatuh," cerita Leni sambil menyeka air mata.

Kini, sudah tiga hari ini sejak Sabtu lalu, Lina dan keluarganya bertahan di Posko pengungsian Balai Desa Penanggal.

Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal Saling Berpelukan

Salamah (70) menjadi korban jiwa akibat letusan Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Salamah ditemukan bersama Rumin (28) meninggal dunia dalam kondisi pelukan.

Baca juga: PMI Provinsi Bali Adakan Giat Mukerprov Bahas Perkuat Prokes Hingga Bantuan untuk Warga Semeru

Warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro ditemukan tewas di dapur rumah. Mereka menjadi korban reruntuhan bangunan yang roboh.

Legiman, adik ipar Salamah cerita, ketika Gunung Semeru erupsi semua orang lari berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.

Regu penyelemat mengevakuasi korban Gunung Semeru meletus di Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021). Dua korban di antaranya Rumini dan Salamah, ibu dan anak yang ditemukan tewas berpelukan di rumahnya. 
Regu penyelemat mengevakuasi korban Gunung Semeru meletus di Kabupaten Lumajang, Selasa, 7 Desember 2021. Dua korban di antaranya Rumini dan Salamah, ibu dan anak yang ditemukan tewas berpelukan di rumahnya.  (surya.co.id/tony hermawan)

Diduga, Salamah tidak sanggup berjalan karena faktor usia. Sedangkan anaknya, Rumini tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Sehingga keduanya ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan.

"Tadi pagi kan saya cari adik ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan di bawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Legiman dikutip Tribun-Bali.com dari TribunJatim.com pada Rabu, 3 Desember 2021 dalam artikel berjudul Pilu, Tak Sanggup Berjalan Saat Gunung Semeru Erupsi, Lansia Meninggal Memeluk Anaknya.

Dua anggota keluarga Salamah, kata dia, juga bernasib malang. Suami dan anak Salamah mengalami luka cedera akibat reruntuhan bangunan rumah.

"Suami Rumini dan anaknya selamat, mereka sekarang dirawat di puskesmas," ujarnya.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved