Berita Bali

102 Kali Gempa di Bali Nusra, Waspada Banjir Rob di Pesisir Kuta, Sanur, hingga Jembrana

102 Kali Gempa di Bali Nusra, Waspada Banjir Rob di Pesisir Kuta, Sanur, hingga Jembrana

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Sejumlah pengunjung Pantai Sanur menyaksikan sunrise di hari pertama Tahun 2020, Rabu 1 Januari 2020. 102 Kali Gempa di Bali Nusra, Waspada Banjir Rob di Pesisir Kuta, Sanur, hingga Jembrana. 

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa tektonik menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Kepada masyarakat, BMKG mengimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

"Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangungan tempat tinggal anda cukup tahan gempa.

Ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," pungkasnya.

BBMKG wilayah III Denpasar meminta masyarakat pesisir mewaspadai potensi banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir Bali pada 18-22 Desember 2021 berkenaan dengan adanya fase bulan purnama.

"Bersamaan dengan adanya fase bulan purnama dan kejadian curah hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia, dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan ketinggian banjir rob yang lebih signifikan," kata Dwi.

Dwi menjelaskan, beberapa wilayah pesisir di Bali diimbau untuk waspada terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum dan potensi banjir pesisir tersebut.

"Wilayah Pesisir Bali yang berpotensi pada tanggal 18 - 22 Desember 2021, diantaranya Nusa Dua, Kuta, Kedonganan, Benoa, Sanur, Gianyar, Klungkung, Tabanan, Buleleng, Karangasem, dan Jembrana," paparnya.

Potensi banjir rob diprediksi berlangsung dengan waktu yang berbeda di tiap wilayah.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Bali 18-19 Desember 2021, Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang

Kondisi ini, kata Dwi, secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

"Masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," katanya.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada 18-19 Desember 2021.

"Peringatan dini cuaca pada 18-19 Desember 2021 di wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved