FAKTA Baru Tabrak Lari di Nagreg, Handi dalam Kondisi Sekarat Saat Dibuang ke Sungai Serayu
Korban yang sudah tak berdaya itu dibawa kabur dan dibuang ke Sungai Serayu di Jawa Tengah di dua tempat terpisah.
TRIBUN-BALI.COM, GARUT - Terkuak fakta baru terkait kasus tabrak lari yang menewaskan sejoli bernama Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) di jalur Nagreg yang kemudian mayatnya dibuang ke Sungai Serayu di Jawa Tengah.
Dokter forensik yang mengautopsi jenazah Handi dan Salsabila mengurai temuan baru.
Ternyata, ada salah satu korban yang masih hidup saat dibuang ke sungai oleh pelaku tabrak lari.
Diwartakan sebelumnya, peristiwa tabrak lari brutal itu terjadi pada 8 Desember 2021 di Nagreg, Kabupaten Bandung.
Setelah keduanya jadi korban kecelakaan, pelaku membawa Handi dan Salsabila.
Warga mengira kedua sejoli itu dibawa ke rumah sakit.
Ternyata belakangan diketahui, korban yang sudah tak berdaya itu dibawa kabur dan dibuang ke Sungai Serayu di Jawa Tengah di dua tempat terpisah.
Handi ditemukan di Kecamawan Rawalo, Kabupaten Banyumas, sedangkan Salsabila ditemukan di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Dua minggu berselang, polisi akhirnya mengungkap hasil autopsi korban tabrak lari tersebut.
Dikutip dari wawancara di kanal Youtube TV One News, Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti menjelaskan hasil autopsi jenazah Handi dan Salsabila.
"Kami lakukan pemeriksaan pertama di Polres Cilacap, dan di Polres Banyumas. Di Polres Cilacap memang sebelum Kita periksa bagian dalam, kita identifikasi dulu dan memang itu adalah korban yang dari Nagreg, korban tabrak lari, dari tinggi badannya, ciri rambut, foto keluarga, dan ciri khas dari gelang di tangan," ujar dr Hastry dilansir pada Jumat (24/12/2021).
Lebih lanjut, dr Hastry menyebut bahwa korban bernama Salsabila meninggal dunia saat kecelakaan terjadi.
Hal itu disimpulkan berdasarkan temuan luka di kepala korban.
"Dari luka di kepalanya, memang sesaat saat kejadian, korban langsung meninggal dunia karena ada patah tulang terbuka di kepalanya," ujar dr Hastry.
Sementara itu, Handi, korban lainnya diungkap dr Hastry memiliki kondisi lain.
Diungkap dr Hastry, Handi masih hidup usai kecelakaan terjadi.
Karenanya saat dibuang oleh pelaku ke sungai Banyumas, Handi masih bernapas.
"Sedangkan yang di Banyumas, di autopsi oleh teman Kami, Kita temukan tanda tenggelam di saluran napas atas dan paru-paru. Jadi waktu ditemukan memang sudah tiga hari setelah kejadian, dalam keadaan pembusukkan,"
"Tapi Kami yakinkan, dia kematiannya karena tenggelam. Jadi waktu dibuang, masih hidup," pungkas dr Hastry.
Menegaskan hal tersebut, presenter pun kembali mengulang pernyataan dr Hastry.
"Jadi yang sudah meninggal ketika dibuang ke air itu apakah jenazah yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan ?" tanya presenter.
"Yang perempuan," ujar dr Hastry.
"Tetapi untuk jenazah laki-laki ini meninggal karena ditenggelamkan oleh pelaku ?" tanya presenter.
"Iya. Kita kan mencari sebab kematian. Jadi kematiannya karena tenggelam. Jadi waktu dibuang dia masih hidup," imbuh dr Hastry.
Terkait kondisi Handi yang masih hidup saat dibuang pelaku ke sungai, dr Hastry mengungkap temuannya.
dr Hastry menjelaskan bukti bahwa Handi masih hidup usai kecelakaan, dan saat dibuang pelaku ke sungai.
Bukti tersebut adalah ditemukannya air di dalam paru-paru dan saluran napas bagian atas di tubuh Handi.
Sementara di lambung Handi masih terdapat sisa makanan.
"Kita lihat dari luka kepala, memang tidak mematikan. Jadi waktu kecelakaan pasti dia masih hidup. Dan yang kedua, Kita temukan tanda-tanda air yang masuk dari saluran napas atas sampai paru-paru itu pasir, jadi dia masih bernapas waktu dibuang ke sungai. Sedangkan lambung masih ada sisa makanan,"
"Kecuali kalau dibuang sudah meninggal, itu benda-benda asing, air, itu tidak ada. Pasti kalau ada, membusuk pun, air ada sampai saluran pencernaan," jelas dr Hastry.
Perihal waktu kematian Handi, dr Hastry menjelaskan bahwa korban tabrak lari itu sudah dalam keadaan meninggal saat tiga hari ditemukan pascakecelakaan.
"Saya perkirakan, meninggalnya atau dibuangnya waktu malam hari itu. Karena ditemukan tanggal 11, udah ada pembusukan. Dari sisa makanan di lambung, sekitar 5-6 jam dari kematian," ujar dr Hastry.
Adapun luka di tubuh korban, dr Hastry menyebut tidak menemukan adanya bukti kekerasan di tubuh Handi dan Salsabila.
"Kekerasan pada tubuh korban ?" tanya presenter.
"Tidak ada. Kecuali benturan atau kekerasan tumpul di kepala," kata dr Hastry.
"Luka (korban) hanya di mana ?" tanya presenter.
"Hanya di kepala saja. Lecet-lecet karena mungkin proses ke sungai itu, atau mengalirnya air saat meninggal," ujar dr Hastry.
Pelaku Ditangkap?
Tadi malam beredar kabar bahwa pelaku tabrak lari sejoli Salsabila dan Handi di Nagreg, Kabupaten Bandung, sudah ditangkap.
Akan tetapi, setelah ada konfirmasi lebih lanjut, Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan memastikan bahwa pelaku belum ditangkap.
"Saya pastikan di sini, belum tertangkap," ujar Kombes Hendra Kurniawan melalui pesan singkatnya, Kamis (23/12/2021) malam.
Kabar bahwa pelaku sudah ditangkap itu dikatakan Entes Hidayatullah, ayah Handi, warga Garut, kepada Tribunjabar.id.
"Alhamdulillah sudah ditangkap, sekarang Bapak sudah lega," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Kamis (23/12/2021).
Entes menjelaskan bahwa ia memercayakan proses hukum kepada pihak kepolisian.
Ia berharap pelaku penabrak anak kesayangannya itu dihukum seberat-beratnya.
"Sekarang tinggal proses hukum, biar dia dihukum seberat-beratnya," ucapnya.
Kronologi
Belakangan diketahui, keduanya ternyata Handi dan Salsabila setelah polisi mencocokkan data temuan keduanya dengan keterangan keluarga.
Deden Sutisna (41), paman Salsabila, bercerita, di hari kejadian keponakannya dijemput teman prianya bernama Handi.
Tak berapa lama setelah dua remaja itu pergi, dia menerima kabar dari warga bahwa Salsabila terlibat kecelakaan.
Ia dan warga yang dekat rumah korban langsung berlari ke jalan raya.
"Saya langsung lari ke depan, jarak dari sini ke depan jalan raya tak akan 10 menit atuh," kata Deden.
Namun, kata Deden, korban sudah dibawa oleh pengendara mobil yang menabraknya itu dan katanya akan dibawa ke rumah sakit.
"Maka saya langsung balik lagi ke rumah, membawa sepeda motor," ucap dia.
Deden mengaku, ia menggunakan motor langsung menuju puskesmas, yang merupakan pelayanan kesehatan terdekat di daerah tersebut.
"Pikiran saya langsung ke puskesmas, pas dicari korban tak ada, mungkin di RS lain yang dekat, langsung ke sana ternyata tak ada juga," kata Deden.
Ia mengaku balik lagi ke lokasi kejadian untuk mencari informasi dari warga yang membantu keponakannya saat terjadi kecelakaan.
"Tapi setelah beberapa rumah sakit didatangi, masih juga korban tak ditemukan," tuturnya.
Padahal, kata Deden, saat dia tiba di jalan raya, mungkin mobil yang membawa korban baru berjalan sekitar 500 meter.
"Saya pakai motor, tapi tak terkejar karena saya fokus langsung ke puskesmas dan rumah sakit," kata Deden.
Entes Hidayatulah, ayah korban bernama Handi, sejak hari kejadian, teruas mencari keberadaan anaknya yang tertabrak itu namun tidak kunjung ditemukan.
"Saya sudah mencari ke setiap rumah sakit yang ada di Jawa Barat, ke Ciamis, Tasik, Garut, Cicalengka semua sudah dicari tapi tidak ada, enam hari pencarian tidak ada," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Senin (13/12/2021).
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Polisi Sebut Korban Tabrakan Masih Hidup saat Dibuang ke Sungai, Benda di Paru-paru Handi Jadi Bukti,