KODAM Akui Ciri Penabrak Sejoli di Nagreg Anggota TNI AD, Kapendam: Tunggu Hasil Penyidikan

Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, mengakui ada dugaan keterlibatan anggota TNI AD dalam kasus kecelakaan lalu lintas yang jasadnya dibuang ke sungai.

Editor: Bambang Wiyono
Tribun Jabar / Nazmi Abdulrahman
Press conference di Polda Jabar yang dihadiri perwira Kodam III Siliwangi di Mapolda Jabar, Jumat (24/12/2021) terkait kasus tabrak lari dua sejoli di Nagreg. 

Diungkap dr Hastry, Handi masih hidup usai kecelakaan terjadi.

Karenanya saat dibuang oleh pelaku ke sungai Banyumas, Handi masih bernapas.

"Sedangkan yang di Banyumas, di autopsi oleh teman Kami, Kita temukan tanda tenggelam di saluran napas atas dan paru-paru. Jadi waktu ditemukan memang sudah tiga hari setelah kejadian, dalam keadaan pembusukkan,"

"Tapi Kami yakinkan, dia kematiannya karena tenggelam. Jadi waktu dibuang, masih hidup," pungkas dr Hastry.

Menegaskan hal tersebut, presenter pun kembali mengulang pernyataan dr Hastry.

"Jadi yang sudah meninggal ketika dibuang ke air itu apakah jenazah yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan ?" tanya presenter.

"Yang perempuan," ujar dr Hastry.

"Tetapi untuk jenazah laki-laki ini meninggal karena ditenggelamkan oleh pelaku ?" tanya presenter.

"Iya. Kita kan mencari sebab kematian. Jadi kematiannya karena tenggelam. Jadi waktu dibuang dia masih hidup," imbuh dr Hastry.

Terkait kondisi Handi yang masih hidup saat dibuang pelaku ke sungai, dr Hastry mengungkap temuannya.

dr Hastry menjelaskan bukti bahwa Handi masih hidup usai kecelakaan, dan saat dibuang pelaku ke sungai.

Bukti tersebut adalah ditemukannya air di dalam paru-paru dan saluran napas bagian atas di tubuh Handi.

Sementara di lambung Handi masih terdapat sisa makanan.

"Kita lihat dari luka kepala, memang tidak mematikan. Jadi waktu kecelakaan pasti dia masih hidup. Dan yang kedua, Kita temukan tanda-tanda air yang masuk dari saluran napas atas sampai paru-paru itu pasir, jadi dia masih bernapas waktu dibuang ke sungai. Sedangkan lambung masih ada sisa makanan,"

"Kecuali kalau dibuang sudah meninggal, itu benda-benda asing, air, itu tidak ada. Pasti kalau ada, membusuk pun, air ada sampai saluran pencernaan," jelas dr Hastry.

Perihal waktu kematian Handi, dr Hastry menjelaskan bahwa korban tabrak lari itu sudah dalam keadaan meninggal saat tiga hari ditemukan pascakecelakaan.

"Saya perkirakan, meninggalnya atau dibuangnya waktu malam hari itu. Karena ditemukan tanggal 11, udah ada pembusukan. Dari sisa makanan di lambung, sekitar 5-6 jam dari kematian," ujar dr Hastry.

Adapun luka di tubuh korban, dr Hastry menyebut tidak menemukan adanya bukti kekerasan di tubuh Handi dan Salsabila.

"Kekerasan pada tubuh korban ?" tanya presenter.

"Tidak ada. Kecuali benturan atau kekerasan tumpul di kepala," kata dr Hastry.

"Luka (korban) hanya di mana ?" tanya presenter.

"Hanya di kepala saja. Lecet-lecet karena mungkin proses ke sungai itu, atau mengalirnya air saat meninggal," ujar dr Hastry. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul KAPENDAM Akui Ciri Penabrak 2 Sejoli di Nagreg Mengarah ke Oknum TNI AD, Tunggu Hasil Penyidikan, 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved